Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation (TENS)

a. Pengertian

     Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation (TENS) merupakan suatu cara penggunaan energi listrik yang digunakan untuk merangsang sistem saraf dan peripheral motor yang berhubungan dengan perasaan melalui permukaan kulit dengan penggunaan energi listrik dan terbukti efektif untuk merangsang berbagai tipe nyeri. TENS mampu mengaktivasi baik syaraf berdiameter besar maupun kecil yang akan menyampaikan berbagai informasi sensoris ke saraf pusat. Efektifitas TENS dapat diterangkan lewat teori gerbang kontrol.

TENS memiliki tiga bentuk pulsa, antara lain adalah:

1) Monophasic memiliki bentuk gelombang rectangular, trianguler dan gelombang separuh sinus searah.

2) Biphasic memiliki bentuk gelombang simetris.

3) Polyphasic ada rangkaian gelombang sinus dan bentuk interfensi atau campuran.

     Pulsa monophasic selalu mengakibatkan pengumpulan muatan listrik pulsa dalam jaringan sehingga akan terjadi reaksi elektrokimia dalam jaringan yang ditandai dengan rasa panas dan nyeri apabila penggunaan intensitas dan durasi terlalu tinggi.

b. Modifikasi Intensitas

     Intensitas pulsa yang memadai durasi pulsa akan memberikan energi listrik ke dalam suatu jaringan pada tiap-tiap fase dari pulsa disebut muatan pulsa. dengan kata lain muatan pulsa ditentukan oleh intensitas arus dan durasi pulsa. Intensitas tersebut juga berpengaruh dalam menentukan besarnya muatan arus listrik dalam pulsa dan puncak arus listrik yang berhubungan langsung dengan penetrasi dalam jaringan. Muatan pulsa akan menimbulkan reaksi elektrikimia pada jaringan didalam elektroda. Ukuran elektroda juga akan menentukan besarnya muatan listrik berkisar antara 20-200 mikrocolums per fase, per centimeter persegi dari ukuran elektroda.

     Intensitas durasi dan pulsa yang tinggi pada aplikasi stimulasi elektris akan menimbulkan reaksi elektrokimia yang besar yang ditandai dengan warna kemerah-merahan dan rasa nyeri pada jaringan dibaawah elektroda. Dengan alasan ini maka dosis stimulasi elektris secara subjektif ditentukan dengan tolerasi pasien.

c. Frekuensi Pulsa

     Frekuesi pulsa merupakan kecepatan/pulsa rate yang terjadi pada setiap second sepanjang durasi arus listrik yang mengalir. Frekuensi pulsa dapat berkisar 1-200 pulsa/detik. Frekwensi juga menyebabkan tipe respon terhadap motoris maupun sensoris. Frekwensi pulsa tinggi >100 pulsa/detik menimbulkan respon kontraksi tetanik dan sensibilitas getaran sehingga otot cepat lelah.

     Frekwensi arus listrik rendah cenderung bersiafat iritatif terhadap jaringan kulit sehingga dirasakan nyeri apabila intensitas tinggi. Arus listrik frekwensi menengah bersifat lebih lebih konduktif untuk stimulasi elektris, karena tidak menimbulkan tahanan kulit atau tidak bersifat iritatif dan mempunyai penetrasi yang lebih dalam.

d. Penerapan Elektroda

     Penempatan elektrode tidak terbatas pada daerah nyeri saja, tetapi penempatan elektroda pada daerah nyeri memberikan hasil yang baik terhadap penurunan tingkat nyeri. bisa juga penempatan elektrode pada area dermatome, trigger dan pada titik acupuntur.

1) Di sekitar nyeri

     Penempatan pada daerah nyeri paling mudah dan paling sering digunakan.

2) Area dermatom

     Mannheim menyarankan 3 cara teknik pada area dermatom yang mungkin dapat di gunakan:

a) Penempatan pada area dermatom yang terlibat.

b)Penempatan pada lokasi spesifik dalam area dermatom.

c) Penempatan pada dua tempat yaitu di anterior dan di posterior dari suatu area dermatom tertentu.

3) Area acupuntur, trigger dan motor point

     Area ini mungkin dilakukan oleh pemeriksaan dengan menggunakan elektronik, sebab titik-titik ini jadi lebih konduktif di sekitar jaringan. Tahanan rendah pada titik acupuntur bersesuaian pada erea vasodilatasi atau pada aktive pseudomotor glands.

a. Kontra Indikasi

     Kontra indikasi dari TENS antara lain , hipersensitif kulit karena penggunaan TENS dalam waktu lama dengan intensitas tinggi dapat menyebabkan resiko elektrical damage.

b. Dosis

     Kondisi osteoathritis menggunakan TENS konvensional dengan pulsa pendek sekitar 50 ms pada 40-150 Hz, dengan frekwensi tinggi dan intensitas rendah ber-durasi 200 msec. Tipe konvensional dapat mengurangi nyeri dalam waktu 10 – 15 menit dengan lama pemberian antara 30 menit. Intensitas rendah akan mengstimulasi serabut Ab untuk menginhibisi nyeri dengan pain gate mechanism.

c. Prosedur Penerapan TENS

1) Persiapan alat

     Tentukan prosedur yang akan digunakan, semua tombol dalam posisi nol. Pad dibasahi terlebih dahulu, untuk pad yang menggunakan gel diletakan pada permukaan pad yang akan di kontakan dengan kulit pasien. Pemeriksaan alat yang akan di gunakan. Pesiapan semua materi yang akan digunakan. Pemanasan alat yakinkan tombol intensitaas “off”.

2) Persiapan pasien

     Posisi pasien senyaman dan serileks mungkin. Periksa area yang akan di terapi dalam hal ini: kulit harus bersih dan bebas dari lemak, lotion. Periksa sensasi kulit. Lepaskan semua metal diarea terapi. Sebelum memulai intervensi, terapist memberi penjelasan mengenai cara kerja dan efek yang dapat ditimbulkan dari TENS.

3) Intervensi

     Pad diletakan pada daerah nyeri, dengan durasi 15 menit dan fekuensi 6 kali.

Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation (TENS)

Ditulis Oleh : "Ade Putra Suma"
ade putra suma Terima Kasih atas kunjungan Anda. Saat ini Anda sedang membaca artikel tentang Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation (TENS). Jika Anda ingin mengcopy-paste atau menyebar-luaskan artikel ini, jangan lupa untuk meletakkan link dibawah ini sebagai sumbernya, Terima Kasih.
Artikel Terkait:

5 komentar untuk "Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation (TENS)"

  1. Mas aldi thx tulisannya sangat membantu...mas sy lagi mau penelitian..butuh info banyak tentang tens...bisa minta kontak mas ndak? kl boleh bisa email kontak nya ke rizka.erly@gmail.com. Mkah sebelumnya..lg bingung ini butuh pencerahan hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. sorry mbak,,, saya bukan ahlinya...
      kalau mau kontak saya untuk sharing, ada di menu navigasi,
      terimakasih sudah berkunjung.

      Hapus
  2. Mas. kalo misalnya frekuensi rendah dan durasi rendah, efeknya apa yah?

    BalasHapus