Penatalaksanaan Massage dan Stretcing pada Nyeri Otot Erector Spine Akibat Spondylosis Lumbal


Penatalaksanaan Massage dan Stretcing pada Nyeri Otot Erector Spine Akibat Spondylosis Lumbal

BAB I
PENDAHULUAN

  
A. Latar Belakang Masalah

          Daerah lumbal terdiri atas L1 sampai L5 dan L5 – S1 yang paling besar menerima beban atau berat tubuh sehingga daerah lumbal menerima gaya dan stress mekanikal paling besar sepanjang vertebra. Menurut The Healthy Back Institute, daerah lumbal merupakan daerah vertebra yang sangat peka terhadap terjadinya nyeri pinggang karena daerah lumbal paling besar menerima beban saat tubuh bergerak dan saat menumpuh berat badan. Disamping itu, gerakan membawa atau mengangkat objek yang sangat berat biasanya dapat menyebabkan terjadinya cidera pada lumbar spine.

          Nyeri pinggang dapat disebabkan oleh berbagai kondisi. Kondisi-kondisi yang umumnya menyebabkan nyeri pinggang adalah strain lumbar, iritasi saraf, radiculopathy lumbar, gangguan pada tulang (stenosis spinal, spondylolisthesis), kondisi-kondisi sendi dan tulang (spondylosis), dan kondisi-kondisi tulang kongenital (spina bifida dan skoliosis) . Diantara kondisi tersebut, telah diobservasi bahwa sekitar 90% pasien nyeri pinggang mengalami spondylosis lumbar. Sedangkan menurut Kelly Redden, nyeri pinggang dibagi atas 2 bagian yaitu mekanikal nyeri pinggang dan non-mekanikal nyeri pinggang.Mekanikal nyeri pinggang terdiri dari lumbar strain/sprain, spondylosis lumbal, piriformis syndrome, herniasi diskus, spinal stenosis, fraktur kompresi osteoporotik, spondylolisthesis, fraktur traumatik, dan penyakit kongenital (skoliosis). Diantara kondisi tersebut, spondylosis lumbal menduduki peringkat kedua dengan persentase 10% dari mekanikal nyeri pinggang sedangkan lumbar strain/sprain memiliki persentase terbanyak yaitu 70% dari mekanikal nyeri pinggang.

          Spondylosis lumbal merupakan penyakit degeneratif pada corpus vertebra atau diskus intervertebralis. Kondisi ini lebih banyak menyerang pada wanita. Faktor utama yang bertanggung jawab terhadap perkembangan spondylosis lumbal adalah usia, obesitas, duduk dalam waktu yang lama dan kebiasaan postur yang jelek. Pada faktor usia menunjukkan bahwa kondisi ini banyak dialami oleh orang yang berusia 40 tahun keatas. Faktor obesitas juga berperan dalam menyebabkan perkembangan spondylosis lumbar.

          Spondylosis lumbal merupakan kelompok kondisi Osteoarthritis yang menyebabkan perubahan degeneratif pada intervertebral joint dan apophyseal joint (facet joint). Kondisi ini terjadi pada usia 30 – 45 tahun namun paling banyak terjadi pada usia 45 tahun dan lebih banyak terjadi pada wanita daripada laki-laki. Sedangkan faktor resiko terjadinya spondylosis lumbar adalah faktor kebiasaan postur yang jelek, stress mekanikal dalam aktivitas pekerjaan, dan tipe tubuh.Perubahan degeneratif pada lumbar dapat bersifat asimptomatik (tanpa gejala) dan simptomatik (muncul gejala/keluhan). Gejala yang sering muncul adalah nyeri pinggang, spasme otot, dan keterbatasan gerak kesegala arah.

B. Rumusan Masalah
Apakah dengan massage dan streaching dapat mengurangi nyeri otot erector spine pada kondisi spondylosis lumbalis ?

C. Tujuan Penulisan
Untuk mengetahui manfaat massage dan streaching dapat mengurangi nyeri pada otot erector spine akibat spondylosis lumbalis.
 
BAB II
TINJAUN KASUS
A. DESKRIPSI KASUS
1. Defenisi

Spondilo berasal dari bahasa Yunani yang berarti tulang belakang. Spondilosis lumbalis dapat diartikan perubahan pada sendi tulang belakang dengan ciri khas bertambahnya degenerasi discus intervertebralis yang diikuti perubahan pada tulang dan jaringan lunak, atau dapat berarti pertumbuhan berlebihan dari tulang (osteofit), yang terutama terletak di aspek anterior, lateral, dan kadang-kadang posterior dari tepi superior dan inferiorvertebra centralis (corpus). Secara singkat, sponsylosis adalah kondisi dimana telah terjadi degenerasi pada  sendi intervertebral yaitu antara diskus dan corpus vertebra.

2. AnatomiFungsional
a. Tulang
Vertebra lumbal  terletak diregio punggung bawah antara region thorak dan sacrum. Vertebra lumbal  ditandai dengan corpus dan arcus yang kuat. Vertebra lumbal  berjumlah 5, keatas bersendi dengan thorakal 12 dan kebawah bersendi dengan tulang sacral. Vertebra dibentuk oleh corpus yang berfungsi sebagai penyangga berat badan. Processus spinosus merupakan bagian dari vertebra bagian posterior yang bila diraba terasa seperti tonjolan, terutama berfungsi sebagai tempat melekatnya otot – otot punggung procesus transversus terletak pada kedua sisi corpus vertebra dan sedikit kearah atas dan bawah dari procesus transversus terdapat  facies articularis, vertebra dengan vertebra yang lainya. Bentuk permukaan faset joint akan mencegah atau menbatasi gerakan yang berlawanan arah dengan permukaan facet  joint . Pada daerah lumbal,  facet  terletak pada bidang sagital memungkinkan gerak fleksi dan extensi kerah anterior dan posterior


b. Otot
Otot-otot pada lumbal berfungsi sebagai stabilitasi aktif, otot-otot ini bibagi menjadi tiga bagian, antara lain:
a. Fleksor lumbalis, antara lain :
  • M. Rektus abdominis
  • M. Obligus internus
  • M. Obligus eksternus
  • M. Psoas minor
  • M. Psoas mayor

b. ekstensor lumbaris antara lain :
  • M. Iliocostalis lumborum
  • M. Longisimus dorsi
  • M. Protator longus
c. latero fleksor lumbalis antara lain :
  • M. Psoas mayor
  • M. Quadratus lumborum

c. Pergerakkan

          Biomekanik columna vertebralis region lumbal faset sendinya memiliki arah sagital dan medial sehingga memungkinkan gerakan fleksi, ekstensi, lateral fleksi, dan rotasi.

a) Fleksi
          Gerakan fleksi lumbal mempunyai bidang gerak sagital axis gerakannya frontal.Gerakan fleksi lumbal yang sangat luas dibatasi oleh ketegangan, dari otot ekstensor dan juga adanya ligament longitudinal posterior, supspinalis sdan ligament interspinal. Range of Motion yang dicapai 850

b) Ekstensi
          Mempunyai gerakan sagittal pada sumbu transversal gerakan ekstensi dilakukan otot multidifus, otot interspinalis, otot semispinalis, otot rotatorius, otot illiocostalis bekerja secara simetris, gerakan ini dibatasi oleh group fleksor ligament longitudinal anterior.Range of Motion yang dicapai 30o.Gerakan dimulai dari posisi berdiri dan kemudian menekuk punggung kebelakang.

c) Lateral fleksi
          Lateral fleksi pada regio lumbal bukanlah gerakan yang murni, karena ada banyak komponen yang mendukung gerakan ini terutama komponen yang memunculkan gerakan rotasi. Terletak pada bidang gerak frontal dengan axis pada bidang sagital.Range of Motion yang dicapai 30o.

d) Rotasi
          Bidang gerakan horizontal yang mempunyai axis pada bidang vertical. Range of Motion yang dicapai 45o.
 
d. Persarafan

a) Nervus lumbalis
          Nervus lumbalis terdiri dari lima pasang, yang berasal dari segmen medulla spinalis yang atas dua bagian, yaitu bagian primer anterior dan bagian primer posterior. pada bagian primer anterior akan bergabung dengan bagian primer sacralis dan cocygeus dan membentuk fleksus lumbosacral. Pada bagian primer posterior akan bercabang menjadi dua, cabang medial akan mempersarafi otot-otot spinamultidifus dan cabang ke lateral akan mempersarafi otot cataneus.

b) Nervus sacralis
          Nervus ini terdiri atas lima pasang, yang berasal dari segmen medulla spinalis yang letaknya berlawanan dengan corpus vertebra thoracalis 12 dan lumbal 1.
 
3. Patologi

          Patologi adalah ilmu yang mempelajari sebab dan perjalanan dari suatu penyakit, serta perubahan anatomi maupun fungsional akibat penyakit tersebut.

A. Etiologi
          Spondylosis lumbal muncul karena proses penuaan atau perubahan degeneratif.Spondylosis lumbal banyak pada usia 30 – 45 tahun dan paling banyak di atasusia 45tahun. Kondisi ini lebih banyak menyerang pada wanita dari pada laki-laki.Faktor-faktor resiko yang dapat menyebabkan spondylosis lumbal adalah :
  1. Kebiasaan postur yang jelek
  2. Stress mekanikal akibat pekerjaan seperti aktivitas pekerjaan yang melibatkan gerakan mengangkat, twisting dan membawa / memindahkan barang.
  3. Tipe tubuh Ada beberapa faktor yang memudahkan terjadinya progresi degenerasi pada vertebra Lumbal yaitu:
  • Faktor usia ,beberapa penelitian pada osteoarthritis telah menjelaskan bahwa proses penuaan merupakan factor resiko yang sangat kuat untuk degenerasi tulang khususnya pada tulang vertebra. Suatu penelitian otopsi menunjukkan bahwa spondylitis deformans atau spondylosis meningkat secara linear sekitar 0% - 72% antara usia 39 – 70 tahun. Begitu pula, degenerasi diskus terjadi sekitar 16% pada usia 20 tahun dan sekitar 98% pada usia 70 tahun.
  • Stress akibat aktivitas dan pekerjaan, degenerasi diskus juga berkaitan dengan aktivitas-aktivitas tertentu. Penelitian retrospektif menunjukkan bahwa insiden trauma pada lumbal, indeks massa tubuh, beban pada lumbal setiap hari (twisting, mengangkat, membungkuk, postur jelek yang terus menerus), dan vibrasi seluruh tubuh (seperti berkendaraan), semuanya merupakan faktor yang dapat meningkatkan kemungkinan spondylosis dan keparahan spondylosis.
  • Peran herediter, Faktor genetic mungkin mempengaruhi formasi osteofit dan degenerasi diskus. Penelitian Spector and Mac Grego rmenjelaskan bahwa 50% variabilitas yang ditemukan pada osteoarthritis berkaitan dengan factor herediter. Kedua penelitian tersebut telah mengevaluasi progresi dari perubahan degeneratif yang menunjukkan bahwa sekitar ½ (47 – 66%) spondylosis berkaitan dengan factor genetic dan lingkungan, sedangkan hanya 2 – 10% berkaitan dengan beban fisik dan resistance training.
  • Adaptasi fungsional, Penelitian Humzah and Soames menjelaskan bahwa perubahan degenerative pada diskus berkaitan dengan beban mekanikal dan kinematik vertebra. Osteofit mungkin terbentuk dalam proses degenerasi dan kerusakan cartilaginous mungkin terjadi tanpa pertumbuhan osteofit. Osteofit dapat terbentuk akibat adanya adaptasi fungsional terhadap instabilitas atau perubahan tuntutan spada vertebra lumbal.
B. Perubahan patologi
          Perubahan patologi yang terjadi pada diskus intervertebralis antara lain:
  1. Annulus fibrosus  menjadi kasar, collagen fiber cenderung melonggar dan muncul retak pada berbagai sisi.
  2. Nucleus pulposus kehilangan cairan
  3. Tinggi diskus berkurang
  4. Perubahan ini terjadi sebagai bagian dari proses degenerasi pada diskus dan dapat hadir tanpa menyebabkan adanya tanda-tanda dan gejala.
          Sedangkan pada corpus vertebra, terjadi perubahan patologis berupa adanya lipping yang disebabkan oleh adanya perubahan mekanisme diskus yang menghasilkan penarikan dari periosteum dari annulus fibrosus.Dapat terjadi dekalsifikasi pada corpus yang dapat menjadi factor predis posisi terjadinya crush fracture.

          Pada ligamentttum intervertebralis dapat menjadi memendek dan menebal terutama pada daerah yang sangat mengalami perubahan.Pada selaput meningeal, durameter dari spinal cord membentuk suatu selongsong mengelilingi akar saraf dan ini menimbulkan inflames karena jarak diskus membatasi canalis intervertebralis.

          Terjadi perubahan patologis pada sendi apophysial yang terkait dengan perubahan pada osteoarthritis.Osteofitter bentuk pada margin permukaan articular dan bersama-sama dengan penebalan kapsular, dapat menyebabkan penekanan pada akar saraf dan mengurangi lumen pada foramen intervertebralis.

C. Tanda dan gejala
          Tanda tanda yang biasa dan gejala termasuk rasa sakit (nyeri),hilangnya kemampuan untuk bergerak karna terbatas rasa sakit (di sebut kemampuan fungsional) dan berkurangnya elastisitas jaringan (otot).

D. Komplikasi
          Skoliosis merupakan komplikasi yang paling sering ditemukan pada penderita nyeri punggung bawah karena Spondilosis.Hal ini terjadi karena pasien selalu memposisikan tubuhnya kearah yang lebih nyaman tanpa mempedulikan sikap tubuh normal.Hal ini didukung oleh ketegangan otot pada sisi vertebra yang sakit.

E. Prognosis gerak dan fungsi
          Pada kasus ini mempunyai mempunyai prognosis yang baik.Prognosa dapat berupa qua ad sanam sedang, qua ad vitam baik, qua ad cosmetic baik dan qua ad fungsional baik.

 
B. TEKNOLOGI INTERVENSI
1. Massage

a. Defenisi
          Massage adalah suatu cara penyembuhan yang menggunakan gerakantangan atau alat terhadap jarinagn tubuh yang lunak.Gerakan tangan dalam massage di sebut MANIPULASI

b. Tujuan Massage
          Pada dasarnya massage bertujuan memperbaiki sikulasi membantu absorpsi (penyerapan),sekresi (pengeluaran),serta memperlancar distribusi energi dan nutrisi ke dalam jaringan, selain itu massage dapat memperbaiki tonus otot dan fungsi syaraf.

c. Pengaruh Massage
1) Efek fisiologis
2) Pengurangan nyeri
          Ketegangan dan produk sisa metabolisme pada otot dapat menimbulkan rasa nyeri. Massage membantu mengurangini dalam banyak cara termasuk tubuh melepaskan endorfin.
3) Relaksasi
          Relaksasi otot melalui panas yang dihasilkan,sirkulasi dan peregangan.Mechanoreceptor memberikan sensasi sentuhan tekanan pemanjangan dan penghangatan jaringan yang dirangsang yang menyebabkan reflex relaksasi.
4) Teknik Dasar Massage
  1. Efflurage
  2. Petrisage
  3. Kneading
  4. Friction
  5. Vibrasi
  6. Tapotement
5) Slipping. Fungsinya peningkatan tonus otot.
 
2. Stretching
          Stretching adalah melakukan penguluran pada otot-otot ditujukan agar otot tidak mengalami kaget karena adanya gerakan-gerakan mendadak dan cepat saat melakukan aktivitas latihan.Selain itu stretching juga dapat menghindari resiko cidera saat melakukan aktivitas olahraga.

a. Latihan peregangan cobra.
          Telungkup di lantai dengan telapak tangan menempel di lantai.Mulai mendorong tangan anda sehingga bahu anda terangkat dan posisi anda menjadi seperti posisi kobra.Lengkungkan tubuh anda sejauh mungkin.Setiap repetisi harus berlangsung antara 5-30 detik.

b. Latihan peregangan super cobra.
          Mulai dengan posisi akhir seperti cobra kemudian angkat pinggul anda sehingga membentuk posisi V terbalik.Ketika anda melakukan ini, tundukan kepala hingga dagu menempel ke leher/dada.Kembali ke posisi awal.Setiap repetisi dilakukan antara 10-20 detik.

c. Latihan peregangan cat stretch.
          Telapak tangan dan lutut menempel di lantai.Tarik napas saat anda melengkungkan punggung kebawah hingga kepala anda terangkat.Lepaskan napas ketika anda menundukkan kepala dan melengkungkan punggung keatas.Setiap repetis harus berlangsung antara 3-8 detik.

d. Latihan peregangan basic leg stretch
          Posisi duduk dengan kaki dibuka selebar mungkin.Masing-masing tangan anda menyentuh ujung kaki.Coba pertahankan kaki anda tetap sslurus mungkin.Lalu pindahkan gerakan menyentuh ujung kaki satunya.Usahakan tulang punggung anda tetap lurus dan gerakan perpindahan dari kiri ke kanan atau sebaliknya adalah dari pinggang.Peregangan ini bekerja untuk tulang punggung dan kaki.Setiap repetisi harus belangsung 6-15 detik.

e. Latihan the bridge.
          Berbaring dengan lutut tertekuk dan telapak kaki menempel dilantai sedekat mungkin dengan pantat.Raih pergelangan kaki dan tetap pegang sementara anda menaikan panggul anda dan melengkungkan punggung anda, angkat perut anda setinggi mungkin, Kembali lagi taurun. Jika anda tidak bias memegang terus pergelangan kaki anda , jaga tangan anda disamping dan gunakan untuk mendorong badan anda keatas saat gerakan naik. Setiap repetisi harus dilakukan 3-10 detik. Peregangan ini mungkin berat pertamanya,tapi tetap persisten walaupun anda tidak bias melakukannya dengan penuh petamanya.

f. Latihan the table
          Duduk di lantai dengan kaki lurus.Dengan posisi tegak lurus, letakkan telapak tangan anda dilantai sebelah pantat, Kemudian tempelkan kepala anda hingga dagu menempel ke dada.Kemudian angkat kepala anda hingga melihat keatas sejauh mungkin.Ketika melakukan itu naikkan juga badan anda sewhingga lutut tertekuk sementara tangan pada posisi awal dan lurus.Punggung dan kaki bagian atas anda harus membentuk garis lurus horizontal dengan lantai. Tangan dan kaki bawah anda akan tegak lurus denan lantai. Dengan kata lain, seperti meja. Ini adalah salah satu peregangan yang berat juga, Jika anda tidak dapat melakukannya dengan bebar, Coba lakukan sebaik mungkin, perlahan anda akan bias melakukannya dengan mudah. Repetisi harus dilakukan 8-20 detik.

g. Latihan peregangan the bow down
          Berdiri dengan tangan pada pinggang. Sementara tangan menempel dipinggang, membungkuklah ke depan sejauh mungkin. Jangan menekuk lutut dan jangan sampai dagu menempel ke dada. Setiap repetisi harus dilakukan 4-8 detik

h. Latihan peregangan the yaw
          Berdiri dengan tangan saling berpegangan dibelakang kepala, lengkungkan badan ke belakang sejauh mungkin.Setiap repetisi harus dilakukan 5-15 detik.

i. Latihan peregangan the super stretch.
          Berdiri lurus kemudian tangan dinaikkan ke atas setinggi mungkin.Rasakan pergangan di punggung bawah anda. Super stretch dapat dilakukan dengan berdiri ataupun berbaring. Setiap repetisi harus dilakukan 4-7 detik.

j. Latihan peregangan Hands on the Head Bow Down
          Berdiri dengan kedua tangan dibelakang leher, membungkuk ke depan sejauh mungkin. Tempelkan dagu dan jangan menekuk lutut.Setiap repetisi harus dilakukan 4-8 detik.
 
C. Edukasi
  1. Jangan berdiri terlalu lama tanpa diselingi gerakan seperti jongkok. 
  2. Jangan membawa beban yang berat. 
  3. Jangan duduk terlalu lama. 
  4. Jangan emakai sepatu hak tinggi. 
  5. Jangan menulis sambil membungkuk terlalu lama. 
  6. Tidur tanpa menggunakan alas di permukaan yang keras atau menggunakan kasur yang terlalu empuk.
  7. Posisikan kepala dititik tertinggi, bahu ditaruh sedikit kebelakang. 
  8. Duduk tegak 90 derajat. 
  9. Gunakanlah sepatu yang nyaman.

Penatalaksanaan Massage dan Stretcing pada Nyeri Otot Erector Spine Akibat Spondylosis Lumbal
Ditulis Oleh : "Ade Putra Suma"
ade putra suma Terima Kasih atas kunjungan Anda. Saat ini Anda sedang membaca artikel tentang Penatalaksanaan Massage dan Stretcing pada Nyeri Otot Erector Spine Akibat Spondylosis Lumbal. Jika Anda ingin mengcopy-paste atau menyebar-luaskan artikel ini, jangan lupa untuk meletakkan link dibawah ini sebagai sumbernya, Terima Kasih.
Artikel Terkait:

Belum ada komentar untuk "Penatalaksanaan Massage dan Stretcing pada Nyeri Otot Erector Spine Akibat Spondylosis Lumbal"

Posting Komentar