Metode Brunnstrom Pada Penderita Hemiplegia

Metode Brunnstrom
Metode Brunnstrom Pada Penderita Hemiplegia 

A. Pendahuluan
Penerapan klinis metode Brunnstrom yang dinamakan “Movement Therapy A Neurophysiological Approach” ini pertama kalinya dilakukan pada tahun 1961 yang selanjutnya disempurnakan pada tahun 1965.

B. Dasar Dasar Metode Brunnstrom
Proses maturasi kontrol gerakan volunteer berlangsung secara bertahap /evolusi dimulai dari reflek (Spinal / The Lowest center) kemudian berlanjut menjadi gerakan semivolunter dan beberapa pola gerak volunteer / sinergis(Mid Brain/The middle Centre) dan terakhir gerakan volunteer (Brain/The Higest Centre).

Pada penderita stroke terjadi evolusi terbalik, dimana kontrol terhadap gerakan volunteer hilang, reflek primitif yangg dahulu dihambat/hilang muncul kembali dan gerakan yang dapat dilakukan adalah bersifat stereotip dan dalam pola sinergis.

Proses penyembuhan berjalan melalui tahap-tahap tertentu (Twitchell), dan gerakan volunteer yang timbul selalu dimulai dari sinergis.

C. Tahap Tahap Penyembuhan
1. Terjadi segera setelah serangan, tidak ada gerak volunteer, flaccid.
2. Mulai timbul spastisitas dan sinergis dasar atau komponen komponennya baik sebagai reaksi assosiasi maupun gerakan volunteer.
3. Spastisitas bertambah, penderita mulai dapat melakukan sebagian atau seluruh komponen sinergis.
4. Spastisitas menurun, penderita mulai dapat melakukan beberapa gerakan volunteer diluar pola sinergis meskipun dengan kesulitan.
5. Spastisitas terus menurun, penderita dapat melakukan lebih banyak kombinasi gerakan diluar pola sinergis

D. Prinsip Dasar Metode Brunnstrom
1. Pada tahap tahap penyembuhan awal ( tahap 1-3 ) dilakukan stimulasi untuk menimbulkan reaksi assosiasi.
2. Bila reaksi asosiasi sudah timbul ( dalam bentuk sinergis flexor maupun ektensor ) segera dilakukan upaya untuk mengontrol secara volunteer dan memperkenalkan / memodifikasi ssinergis tersebut.
3. Bila penderita sudah mampu mengontrol gerakan sinergis, diajarkan untuk mengontrol gerakan diluar pola sinergis ( tahap 4&5 ),tahap maksimal.
4. Untuk mendapatkan atau menambah besar respon tertentu dipergunakan tehnik tehnik fasilitasi, seperti :
· Spinal Reflek
· Tonic Neck Reflex (TNR)
· Asymetrical Tonic Neck Reflex (ATNR)
· Symetrical Tonic Neck Reflex (STNR)
· Stretch Reflex
· Ketukan
· Reaksi asosiasi
· Pengaturan Posisi
· Vibrasi
· Trakssi/approximasi
· Usapan (pd px yg punya bulu kaki/tangan,usapan scr terbalik dg arah bulu
· Temperatur
· Visual
· Pendengaran

E. Bentuk Bentuk Pola Sinergis
1. FLEXOR LENGAN
· Fleksi siku,sudut > 90 derajat
· Supinasi lengan bawah
· Abduksi bahu sampai 90 derajat
· Exorotasi bahu
· Retraksi dan elevasi bahu
2. EXTENSOR LENGAN
· Extensi lengan
· Pronasi lengaan bawah
· Adduksi
· Endorotasi bahu
· Protaksi bahu
Pada lengan yang lebih dominan adalah sinergis flexor diman komponen yang paling kuat adalah flexor siku,komponen sinergis extensor lengan yang paling dominan adalah pectoralis mayor yang menyebabkan lengan terfiksir dalam posisi adduksi dan endorotasi.
Jika dianalisa, posisi khas lengan hemiplegi merup manifestasi kombinasi antara sinergis flexor yang terkuat dg dua komponen sinergis extensor yang kuat.
3. FLEXOR TUNGKAI
· Extensi jari jari kaki
· Dorsi fleksi ankle
· Fleksi lutut
· Fleksi panggul
· Abduksi dan exorotasi panggul
4. EXTENSOR TUNGKAI
· Fleksi jari jari kaki ( kadang thumb extensi )
· Plantar fleksi dan inversi ankle
· Extensi lutut
· Extensi panggul
· Adduksi,endorotasi panggul
Pada tungkai yang dominan sinergis extensor diman komponen yang terkuat adalah extensor knee, adduksi dan inversi-plantar fleksi ankle, sedangkan sinergis fleksor tungkai komponen yang terkuat adalah flexor panggul.

Metode Brunnstrom Pada Penderita Hemiplegia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar