Imunisasi

 
A. Pendahuluan
     Ide imunisasi I x dikenalkan oleh Jenner, melaporkan : Pencegahan smallpox dengan inokulasi buatan. Cara mengontrol / eliminasi penyakit menular.
    1. Mengontrol / eliminasi sumber penyakit menular
    2. Memotong rantai penularan penyakit
 3. Meningkatkan resistensi individu terhadap penyakit menular dengan cara imunisasi.
 
· Cara kerja imunisasi : reaksi Ag – Ab
· Jenis vaksin :
     1. Vaksin yang dilemahkan (polio,campak,BCG)
     2. Vaksin mati (pertusis, polio )
     3. Vaksin sub unit ( Vaksin postusis aseluler )
     ► hanya mengandung potongan molekul Ag
     4. Vaksin non partikel ( Toksoid difteri , tetanus )
     ► Berasal dari eksotoksin kuman
 
Imunisasi di Indonesia :
     1. Wajib imunisasi antara lain :
         BCG, Polio, DPT, Campak dan Hepatitis B
     2. Rekomendasi IDAI antara lain :
         Hib , Influensa, MMR, Tifoid, Hepatitis A , Varisella, Pneumokokus
 
Sejarah Vaksin Dan Cara Pemberiannya :
Vaksin BCG (Basillus Calmette Guerin)
     1. Oleh Robert koch, 1882 (Kuman tbc)
     2. Imunisasi oleh Calmette & Guerin, (1921) - BCG
     3. Vaksin : kuman yang dilemahkan
     4. I x dibuat dibuat di Indonesia th. 1968,

program imunisasi pemerintah th. 1973
     1. Cara pemberian : Intra cutan (dosis 0.05 ml)
     2. Usia pemberian : sejak lahir sampai 2 bl (1th)

Bila > 2 bln, sebelum imunisasi → Mt test
 
Vaksin DPT
     1. Behring dkk menemukan Corynaebacterium diphtheriae (Abad ke 19)
     2. Clostridium tetani (mulai digunakan th. 1951)
     3. Bordet-Gengue : Bordetella pertussis (1906)
     4. Kendrick dkk 1942 Menggabungkan vaksin DPT
     5. Di Indonesia pembuatan vaksin mulai 1926 mulai program imunisasi th. 1977
     6. Cara pemberian : IM jumlah pemberian 3 kali (6 x)
     7. Usia pemberian : antara 2 bln – 1 tahun (dosis 0,5 ml)
Vaksin polio
1. Enders, Wller dan Robins (1949) berhasil membiakan virus polio pada kultur jaringan.
2. Vaksin polio mati oleh Salk (1954).
3. Vaksin polio hidup oleh Sabin, Kox, Koprowski vaksin ini yang sering digunakan (dosis 0,1 ml = 2 tts).
4. Program imunisasi di Indonesia mulai th. 1980, Vaksin polio oral telah dibuat di Indonesia dan telah digunakan pada PIN th. 1995.
5. Cara pemberian : Oral, Usia pemberian : lahir – 1 th (4x)
 
Vaksin Campak
1. Kuman yang dilemahkan
2. Vaksin yang dipakai strain Schwarz yang di Indonesia mulai digunakan 1982
3. 1991 produksi sendiri vaksin campak CAM-70 yang digunakan imunisasi di Indonesia
4. Cara pemberian : Sub cutan
5. Dosis pemberian : 0,5 ml
6. Usia pemberian : 9 bulan (1 x)
7. Pada kejadian luar biasa dapat diberikan usia 6 bulan

Vaksin Hepatitis B
     1. Th. 1981 dibuat dari plasma – rekayasa genetik
     2. 1982 vaksin aman digunakan untuk imunisasi
     3. Di Indonesia : Vaksin hepatitis B mulai th.1991, di awali di pulau Lombok
     4. Imunisasi secara bertahap baru mulai th. 1994
     5. Th.1997 vaksin buatan Indonesia di programkan di seluruh Indonesia
     6. Cara pemberian : IM
     7. Usia pemberian : sejak lahir – 1 tahun (3 X)

Imunisasi pada keadaan khusus
Bayi prematur :
1. Imunisasi tetap diberikan sesuai umurnya
2. Dosis vaksin tetap
3. Hati-hati : Sebaiknya vaksin polio diberikan di luar Rumah Sakit / nasokomial
4. Pada ibu dengan HBsAg positif, HBIg harus segera diberikan ( 12 jam pertama ) bersama BCG ditempat yang berbeda dengan dosis pemberian sama
5. Di anjurkan pemberian Imunisasi diberikan BB > 2 kg
 
Anak dengan defisiensi Imun
1. KI : Pemberian dengan vaksin hidup sebaiknya dari jenis vaksin in aktif / mati
2. Pasien yang menggunakan obat imunosupresif. Imunisasi diberikan minimal 3 bulan setelah obat dihentikan
3. Kortikosteroid :
     · Pemberian jangkah pendek / sedang (2 minggu), dapat diberikan imunisasi vaksin hidup
     · Pemberian obat jangkah panjang Kontra Indikasi
 
Anak dengan riwayat kejang
1. Mempunyai resiko terjadi kejang pasca imunisasi (DPT dan Campak)
2. Pada bayi pemberian DPT dan Campak sebaiknya di tunda sampai penyebab kejang diketahui sambil menyingkirkan kelainan neuro
3. Riwayat kejang pada keluarga bukan KI pemberian imunisasi DPT / Campak
4. Kejang pasca imunisasi biasanya disebabkan oleh demam dan tidak sulit untuk diatasi
5. Dianjurkan sebaiknya sebelum Imunisasi diberikan obat anti demam (Anti piretik), terutama imunisasi DPT

Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi
Penyebab KIPI (reaksi vaksinasi)
1. Reaksi alergi terhadap telur atau antigennya seperti : Campak, Hib, MUMPS
2. Sensitif terhadap merkuri (Thiomersal)
3. Reaksi alergi oleh Antibiotik (neomysin) seperti : MMR , Campak
4. Hipersensif terhadap komponen dari unsur infeksius atau komponen, vaksinnya seperti : DPT, Polio, BCG, Campak

KIPI yang tidak diharapkan :
· Kejadian ikutan dapat ringan – fatal, kejadian tersebut sulit diduga sebelumnya, jarang terjadi
· Vaccine Safety Committee , 1991 katagori KIPI
     1. Tidak ada fakta yang menunjang sebab-akibat
     2. Fakta – fakta tidak adekwat (diterima-ditolak)
     3. Fakta cenderung ditolak (tidak ada hubungan)
     4. Fakta cenderung diterima (ada hubungan)
     5. Fakta mendukung adanya hub. Sebab - akibat
 
Tak ada fakta yang menunjang seperti :
     1. Vaksin DPT dengan autisme
     2. Vaksin MMR dengan neuropati, kejang
Fakta tak adekwat seperti :
     1. Vaksin DPT dengan meningitis, anemia, DM, Eritema multiforme, kesulitan belajar dll
     2. MMR dengan neuropati, ITP, radikuloneuritis
     3. DT/TT dengan kejang, artritis dll
Fakta cenderung ditolak :
     1. Vaksin DPT dengan spasme infantil, SIDS
     2. Vaksin Hib dengan onset dini penyakit Hib
Fakta cenderung berhubungan :
     1. Vaksin dengan ensefalopati akut, renjatan
     2. MMR dengan artritis kronik
     3. Vaksin campak dengan anafilaksis
     4. Vaksin Hib tidak konjugat dengan onset dini penyakit pada anak umur > 18 bulan
Fakta yang mendukung hubungan :
     1. DPT dengan anafilaksis, menangis melengking
     2. Rubela dengan artritis akut
     3. DT dengan anafilaksis
     4. Campak dengan kematian akibat virus strain campak
     5. MMR dengan anafilaksis dan trombositopenia
     6. Polio oral dengan poliomielitis dan kematian akibat virus strain vaksin polio
     7. Vaksin Hepatitis B dengan anafilaksis
 
KONTRA INDIKASI IMUNISASI
KI vaksin hidup yang dilemahkan :
     1. Penderita yang mengalami gangguan tiap tipe respon imun
     2. Penerima pengobatan yang menekan sistem imun
  3. Pasien sedang menerima pengobatan masif dengan kortikosteroid, radiasi, antimetabolik
     4. Penderita malnutrisi

KI pemberian BCG
     1. Penerima vaksin ada gangguan imun
     2. Pasien yang mendapat imunosupresif
     3. Pasien hamil

KI vaksin Polio
     1. Pnerima vaksin ada ggn imunologi
     2. Penerima vaksin serumah dengan penderita penyakit defisiensi imun (HIV)

KI vaksin Hepatitis B → Tidak ada KI
KI vaksin hemofilus influensa → Tidak ada KI

KI vaksin DPT
     1. Reaksi anafilaksis yang segera muncul
     2. Ensefalopati dalam waktu 7 hari setelah vaksin
     ► Penurunan kesadaran dan kejang yang tidak pulih setelah 24 jam dan 72 jam setelah imunisasi
     3. Kejang atau demam terjadi 3 hari pasca vaksin
     4. Menangis melengking, terus menerus (3 – 48 jm)
     5. Keadaan seperti renjatan yang terjadi setelah 48 jam setelah vaksinasi
     6. Suhu tubuh > 40 C dalam tempo 48 jam setelah vaksinasi tanpa ada penyebab lain
     7. Hati-hati pada pasien dengan ggn neurologi atau adanya kelainan neurologi
     8. Bayi dan anak dengan riwayat kejang
     9. Penyakit degeneratif seperti sklerosis tuberous
 
KI vaksinasi Campak :
     1. Penerima vaksin hamil
     2. Penerima punya riwayat anafilaksis terhadap telur
     3. Punya riwayat anafilaksis neomysin
     4. Keadaan imunitas yang berbahaya
     5. Penundaan dilakukan pada keadaan :
Mendapat preparat globulin atau transfusi darah, diberikan vaksin setelah 3 bulan pemberian.
 
KI Vaksin Rubela
     1. Penerima hamil
     2. Keadaan imunitas yang berbahaya
     3. Penundaan apabila :
     Mendapat preparat globulin darah segar, vaksin diberikan setelah 3 bulan.

KI vaksin Gondong
     1. Penerima hamil
     2. Punya riwayat anafilaksis
     3. Keadaan imunitas yang berbahaya
     4. Penundaa apabila mendapat globulin atau darah segar
 



Ditulis Oleh : "Ade Putra Suma"
ade putra suma Terima Kasih atas kunjungan Anda. Saat ini Anda sedang membaca artikel tentang Imunisasi. Jika Anda ingin mengcopy-paste atau menyebar-luaskan artikel ini, jangan lupa untuk meletakkan link dibawah ini sebagai sumbernya, Terima Kasih.
Artikel Terkait:

1 Komentar untuk "Imunisasi"

  1. very good for children infant 's immune berimunisasi
    http://www.sanadomino.com

    BalasHapus