1. Definisi
Penyakit jantung koroner (PJK) merupakan istilah umum bagi semua bentuk kelainan myocardium yang disebabkan oleh insufiensi aliran darah koroner akibat Arteriosklerosis yaitu asekitar 99% yang menyebabkan penyempitan pada arteri coronaria dengan atau tanpa penyulit.
2. Etiologi
Adapun etiologi yang dapat menyebabkan penyakit jantung koroner adalah aterosklerosis. Aterosklerosis adalah merupakan salah satu bentuk arteriosklorosis yang berarti mengerasnya arteri dan dapat disebabkan oleh proses degeneratif dan proliferatif yang disertai dengan hialinasi dan perkapuran. Aterosklerosis ini ditandai dengan adanya endapan lemak pada tunika intima sehingga mempersempit lumen arteri.
Selain Aterosklerosis sebagai penyebab penyakit jantung koroner, faktor predisposisi seperti usia, jenis kelamin (laki-laki lebih banyak dari wanita), DM, merokok, hipertensi, hipercolesterolemia dan obesitas.
3. Patologi
Aterosklerosis pembuluh koroner merupakan penyebab penyakit arteri coronaria yang paling sering ditemukan. Aterosklerosis menyebabkan penimbunan lipid dan jaringan fibrosa dalam arteri coronaria, sehingga secara progresif mempersempit lumen pembuluh darah. Bila lumen menyempit maka resistensi aliran darah akan meningkat dan membahayakan aliran darah myocardium. Bila penyakit ini semakin lanjut, maka penyempitan lumen diikuti perubahan vascular yang mengurangi kemampuan pembuluh untuk melebar. Dengan demikian keseimbangan antara suplay dan kebutuhan oksigen menjadi genting dan membahayakan myocardium distal dari daerah lesi.
Aterosklorosis diawali dengan terjadinya endapan lipid terutama cholesterol pada tunika intima. Endapan ini kemudian dilapisi sel-sel endotil sehingga terjadi apa yang dinamakan “Subintimal Plagues“. Selanjutnya dalam plagues tersebut terjadi gelembung-gelembung berisi cholesterol serupa ateroma. Ateroma ini dapat pecah menyebabkan terjadinya ulsera yang kemudian dapat sembuh meninggalkan jaringan parut yang dapat disertai fibrose, hialinisasi atau perkapuran yang dapat menyebabkan permukaan intima menjadi kasar, rongga pembuluh darah menjadi sempit. Pecahnya ateroma dapat juga menyebabkan terjadinya perdarahan dan trombose, yang dapat menyumbat pembuluh darah dan menyebabkan terjadinya infark.
Proses penyempitan pada arteri coronaria ini juga dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain : usia, jenis kelamin, diabetes mellitus, merokok, hipertensi, hipercolesterolemia, dan obesitas. Kerentanan terhadap timbulnya Aterosklorosis koroner meningkat dengan bertambahnya usia. Penyakit yang serius jarang terjadi sebelum usia 40 tahun. Tetapi hubungan antara usia dan timbulnya penyakit mungkin hanya mencerminkan lama paparan yang lebih panjang terhadap faktor-faktor yang aterogenik. Biasanya penyakit jantung koroner ini sering terjadi pada usia 40 tahun keatas. Dari segi perbedaan jenis kelamin, penyakit jantung koroner sering dijumpai pada laki-laki dibanding wanita yaitu 5 :1 pada usia muda 40-50 tahun, dan perbandingan ini akan berubah pada usia tua yaitu 2 :1. Wanita agaknya relatif kebal terhadap penyakit ini sampai setelah menopause. Hal ini mungkin berkaitan dengan efek perlindungan estrogen yang dianggap sebagai penjelasan adanya immunitas wanita pada usia sebelum menopause.
Penderita diabetes mellitus cenderung memiliki prevalensi aterosklerosis yang lebih tinggi. Kadar gula darah yang tinggi akan menyebabkan kerusakan dinding pembuluh darah yang berkaitan dengan kelainan metabolisme lemak atau predisposisi terhadap generasi vascular. Kebiasaan merokok sangat berbahaya dan merupakan suatu faktor resiko yang penting timbulnya penyakit jantung koroner. Hal ini dikemukakan oleh Doll dan Hil tahun 1956. Resiko merokok tergantung pada jumlah rokok yang dihisap per hari. Hal ini mungkin berkaitan dengan jumlah nikotin terhadap pelepasan katekolamin oleh sistem otonom.
Hipertensi atau tekanan darah tinggi akan meningkatkan resistensi terhadap pemompaan darah dari ventrikel kiri, akibatnya beban kerja jantung bertambah dan terjadi hypertropi ventrikel untuk meningkatkan kekuatan kontraksi. Akan tetapi kemampuan ventrikel untuk mempertahankan curah jantung dengan hypertrofi konpensasi akhirnya terlampaui, dan terjadi dilatasi dan payah jantung. Jantung semakin terancam oleh semakin parahnya Aterosklorosis koroner. Bila hal ini berlanjut maka suplay oksigen ke myocardium berkurang. Kebutuhan myocardium akan oksigen yang meningkat akibat hipertropi ventrikel dan peningkatan kerja jantung, akhirnya menyebabkan angina atau infark myocardium.
Hipercolesterolemia atau kadar kolesterol serum dan trigliserida yang tinggi dapat menyebabkan pembentukan aterosklerosis. Cholesterol adalah salah satu bentuk lipida atau lemak yang tidak dapat larut dalam darah, hanya dapat beredar dalam darah dan jika terikat pada protein menjadi lipoprotein. Kolesterol yang terdapat pada makanan yang kita makan dapat meningkatkan kadar kolesterol dalam tubuh dan bila melebihi batas normal akan bereaksi dengan zat-zat lain yang dapat menyebabkan penyempitaan dan pengerasan pada arteri.
Obesitas atau kegemukan akan meningkatkan beban kerja jantung dan kebutuhan akan oksigen. Obesitas lebih dari 20% berat badan yang disertai adanya diabetes mellitus dan hipertensi merupakan faktor yang penting timbulnya kelainan pada arteri coronaria.
4. Tanda gejala
Adapun tanda dan gejala klinis akibat penyakit jantung koroner pada penderita adalah :
a. Nyeri dada yang hebat dan sangat khas yaitu perasaan dada tertekan, merasa terbakar atau susah bernapas.
b. Rasa nyeri terutama di bagian tengah dada (retrostermal) yang menjalar ke leher, rahang, atau mastoid dan turun ke lengan kiri.
c. Nyeri timbul saat beraktivitas dan hilang atau berkurang segera setelah istirahat.
d. Pusing dan keringat dingin.
e. Gangguan gastrointestinal (mual, muntah, dan diare).
f. Syok yang ditandai dengan tekanan darah rendah, nadi cepat dan kecil.
g. Pada auskultasi suara jantung lemah dan jauh.
h. Adanya aritmia (extrasistole ventrikel, tekhikardi ventricular paroksimal)
Jantung koroner awal mulanya dari penyempitan pembuluh darah. omega 3 Nature Epa [ http://goo.gl/IengJT ] bisa membantu untuk memperlebar pembuluh darah agar tidak tersumbat.
BalasHapustambahin sama penatalaksanaan fisioterapinya bang...sehingga sesuai sama namanya dapur fisio
BalasHapus