1. Pengertian
Bursitis subdeltoidea adalah suatu peradangan pada bursa subdeltoidea yang dapat disebabkan oleh trauma langsung setempat, overuse, ruptur rotator cuff atau merupakan kelanjutan dari tendinitis supraspinatus.
2. Anatomi dan Fisiologi
Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai bursitis subdeltoidea ini, maka dalam kerangka teori ini, penulis akan membahas terlebih dahulu mengenai anatomi dan fisiologi tentang shoulder joint. Adapun hal – hal pokok yang dibahas adalah anatomi dan fisiologi yang meliputi :
Tulang merupakan alat ungkit dalam gerakan, memberi bentuk pada tubuh yang menyediakan permukaan untuk mengaitnya otot – otot. Shoulder joint dibentuk oleh beberapa tulang yaitu : 1) Tulang Scapula, 2) Tulang Clavikula, 3) Tulang Humerus.
1. Tulang Scapula
Os scapula atau tulang belikat adalah suatu tulang pipih yang berbentuk segitiga dan terletak pada thorax bagian dorsal.
2. Tulang Clavicula
Os clavicula menghubungkan lengan atas pada batang tubuh, ujung medial clavicula bersendi pada acromion melalui articulatio acromio clavicularis. Karena lengkungan-lengkungan clavicula tampak seperti huruf “S” yang memanjang pada permukaan ujung extremitas sterni, terdapat facies articularis sterni yang berbentuk segitiga yang dilapisi oleh tulang cartilage dan membentuk persendian sternoclavicularis, karna berhubungan dengan incisura clavicularis manubrium sterni dari anterior.
3. Tulang Humerus
Tulang humerus adalah salah satu tulang panjang yang terletak didaerah lateral, yang bersendi dengan scapula, radius dan ulna. Tulang humerus mempunyai tiga bagian yaitu: epiphysis proximal (ujung atas), diaphysis (bagian tengah), epiphysis distal (ujung bawah).Pada facies antero lateral bagian atas terdapat tuberocitas deltoidea merupakan tempat perlengketan (insertio) dari otot deltoid.
b. Otot
Jaringan otot merupakan jaringan kontraktil dan merupakan alat gerak aktif dari tulang. Otot juga mampu untuk dirangsang dan meneruskan serta mampu untuk kembali dari posisi terulur, dan otot mempunyai perlengketan pada bagian ujung – ujung perlengketan otot pada atau darinya yang disebut origo dan insertio. Origo merupakan perlengketan pada tulang yang relatif bergerak sedangkan insertio relative tidak bergerak. Menurut fungsi dan pergerakannya maka otot – otot daerah shoulder dapat dibagi menjadi tiga kelompok yaitu :
1. Otot yang menghubungkan shoulder dengan trunk, leher dan kepala
a) Otot Seratus Anterior
Merupakan otot yang berasal dari bagian anterior lateral costa 1 – 9, melalui bagian dalam scapula yang berinsertio pada tepi medial scapula. Dengan adanya otot ini maka scapula dapat difiksasi pada tempatnya yaitu pada rongga thoraks postero lateral. Hilangnya fiksasi otot ini menyebabkan lengan tidak dapat diangkat. Fungsi utamanya untuk menggerakkan abduksi scapula otot ini dipersarapi oleh nervus thoracalis longus C5-7
b) Otot Trapezius
Otot ini terletak pada bagian proximal dari leher dan bagian superior otot punggung, otot ini berasal dari tulang oksipitalis, ligament nuchea dan processus acromialis scapula, acromion dan spina scapula. Fungsinya untuk penggerak adduksi dan elevasi scapula. Otot ini dipersarafi oleh N. accessories dan remi trapezius C3-4.
c) Otot Rhomboid Mayor dan Minor
Terletak disebelah dalam dari otot trapezius yang berhubungan antara scapula dan collum vertebralis. Otot rhomboid minor terletak dibagian atas dan otot rhombid mayor terletak dibagian bawah. Otot ini berasal dari ligament nuchea processus spinosus C6-7 – Th 1-4, menuju ke insertionya ditepi medial scapula. Fungsi utamanya untuk menggerakkan abduksi scapula. Otot ini dipersarafi oleh N. dorsalis scapula C4-5.
d) Otot Pectoralis Minor
Otot ini terletak pada bagian dinding anterior dari thoraks yang ditutupi oleh pectoralis mayor. Otot berasal dari costa 2-5 dan berinsertio pada processus coracoideus scapula. Fungsinya sebagai penggerak depresi dan rotasi scapula, otot ini dipersarafi oleh N. anterior dari thoracalis C6-8.
e) Otot Levator Scapula
Otot ini ditutupi oleh upper trapezius dan otot- otot sternocleido mastoideus. Origonya terdapat pada processus transverses C1-4 dan insetionya pada margo medial dan superior, otot ini dipersarafi oleh N. dorsalis scapula C4-5.
f) Otot Subclavius
Otot ini terletak dibawah clavicula yang menghubungkan clavikula dengan costa. Origonya terletak pada permukaan superior iga rawan 1 dan insertionya pada sulcus sub clavius pada permukaan bawah dua pertiga medial clavicula. Fungsinya untuk menarik clavicula ke antero inferior. Otot ini dipersarafi oleh N. subclavius C5-6.
2. Otot – otot yang menghubungkan shoulder dengan humerus
a) Otot Deltoid
Otot ini dibagi menjadi tiga bagian yaitu pars clavicularis yang berasal dari sepertiga lateral clavicula, pars acromialis yang berasal dari acromion serta pars spinalis yang berasal dari pinggir inferior spina scapula. Ketiga otot ini berakhir pada tuberositas deltoid humeri. Sebagian otot ini bekerja secara sinergis dan sebagian lagi secara antagonis. Fungsinya sebagai abduksi pada bagian pars acromion, flexi pada bagian pars clavicularis dan ekstensi pada pars sternalis. Otot ini dipersarafi oleh N. axilaris C5-6.
b) Otot Supra Spinatus
Otot ini berasal dari fascia supra spinatus scapula yang bejalan diatas capsul sendi glenohumeral dan mencapai permukaan superior tuberculum mayus sebagai insertionya fungsinya sebagai abduksi sendi glenohumeral dan sebagai fixator caput humeri. Otot ini dipersarafi oleh N. supra scapularis C5-C6.
c) Otot Infra Spinatus
Berasal dari spina scapula dan fascia spinata yang berjalan menuju tuberculum mayus. Fungsinya sebagai penggerak eksorotasi dan ekstensi glenohumeral. Otot ini dipersarafi oleh N. Supra scapula C5-6.
d) Otot Teres Minor
Otot ini berasal dari pinggir lateral scapula superior terhadap origo otot teres mayor dan berinsertio pada permukaan bawah tuberculum mayus. Fungsinya sebagai penggerak eksorotasi dari sendi glenohumeral, otot ini dipersarafi oleh N. supra scapularis.
e) Otot Subscapularis
Otot ini terletak pada bagian dalam scapula yang berasal dari fossa subscapularis, insertionya pada tuberculum minus dan bagian proximal crista tubercoli minoris. Fungsinya sebagai penggerak eksorotasi sendi glenohumeral. Otot ini dipersarafi oleh N. subscapularis C5-8.
f) Otot Teres Mayor
Otot ini berasal dari pinggir lateral scapula dekat angulus inferior dan berinsertio pada crista tuberculi minoris, fungsinya sebagai penggerak ekstensi sendi glenohumeral serta membantu adduksi. Otot ini dipersarafi oleh N. subscapularis C5-6.
g) Otot Coraco Brachialis
Otot ini berasal dari processus coracoideus bersama dengan caput breve biceps brachii, berinsertio pada permukaan medial humerus yang lanjutan dari crista tuberculi minoris, funsinya untuk melakukan flexi sendi glenohumeral. Otot ini dipersarafi oleh N. Musculocutaneus C6-7.
h) Otot Biceps Brachii
Bentuk dari otot ini silinder dan tebal yang terletak dibagian anterior lengan atas. Origo sebelah superior tertutup oleh pectoralis mayor dan deltoid. Origonya ada dua yaitu untuk caput brevis dan caput longum, tuberositas supra glenoidale processus.insertionya melekat pada tuberositas radii. Fungsi utamanya untuk fleksi elbow. Otot dipersarafi oleh N. radialis C6-8.
3. Otot – otot yang menghubungkan daerah trunk dengan humerus
a) Otot Latisimus Dorsi
Merupakan otot yang lebar dan tipis yang berasal dari processus spinosus vertebralis thorakalis 7-12 sebagi pars vertebralis, dari fascia thoracolumbal dan illiaca dari costa 10-12 pars costalis dan selain itu sering juga berasal dari angulus inferior scapula sebagai pars scapularis. Berinsertio pada dasar sulcus bicipitalis humeri, berfungsi sebagai penggerak ekstensi, adduksi dan endorotasi lengan atas. Otot ini dipersarafi oleh N. thoracodorsalis C5-8.
b) Otot Pectoralis Mayor
Merupakan otot terbesar yang terletak pada superficial dada bagian superior. Otot ini berasal dari paruh medial clavicula, sternum dan enam rawan iga bagian atas. Otot ini berinsertio pada crista tuberculli mayor. Fungsi utamanya adalah penggerak horizontal sendi glenohumeralis. Otot ini dipersarafi oleh N. thoracalis C5 – Th1.
c. Persyarafan
Otot-otot daerah shoulder mendapat persyarafan dari flexus brachialis yang dibentuk oleh bagian perimer anterior dari keempat nervus cervicalis dari lima tingkatan yaitu : tingkat radix, tingkat truncus, tingkat devisi, tingkat vasiculus dan tingkat cabang.
Radix-radix brachialis flexus terdiri dari C5-6 bersatu membentuk truncus superior, C7 menjadi truncus medianus dan C8, Th1 membentuk truncus inferior, dan kemudian masing-masing truncus pecah menjadi devisi anterior dan devisi superior yang terletak dibelakang clavicula. Devisi anterrior dari truncus superior dan medianus bersatu membentuk fasiculus yang terletak di dalam axilaris yang mana mereka mengelilingi arteri axilaris pada latero inferior dari otot pektoralis minor lalu terpecah menjadi cabang-cabang yaitu saraf perifer.
d. Peredaran darah
System peredaran darah merupakan suatu jalan untuk memberi nutrisi pada jaringan – jaringan yang terdapat disekitar tubuh. Untuk daerah shoulder system – system peredaran darah arteri dan vena yaitu :
1. System peredaran darah arteri
Arteri yang memelihara jaringan – jaringan yang ada di daerah shoulder berasal dari arteri subclavia yang merupakan cabang dari aorta dan berlanjut sebagai arteri axilaris dan pada daerah shoulder akan menjadi arteri brachialis.
a) Arteri subclavia
Arteri ini berjalan antara clavicula dan costa satu kira-kira mulai dari pertengahan clavicula yang akhirnya masuk ke dalam fossa axilaris sebagai arteri axilaris. Arteri subclavia mempunyai beberapa cabang yaitu arteri vertebralis, arteri mamaria interna yang memelihara otot pectoralis mayor dan kulit thoraks.
b) Arteri axilaris
Arteri ini merupakan lanjutan dari arteri subclavia yang berjalan dari tepi caudal clavicula dan apex fossa axilaris yaitu dibagian dorsal dari otot coracobrachialis dan berlanjut ke bagian ventral otot subscapularis, otot latisimus dorsi, otot teres mayor dan akhirnya sampai ke tepi otot pectoralis mayor dan berlanjut menjadi arteri brachialis yang dapat dibagi lagi atas :
1) Arteri Thoracalis Suprema
2) Arteri Thoracalis Acromion
3) Arteri Subscapularis
4) Arteri Circumflexa Humeri Anterior
5) Arteri Circumflexa Humeri Posterior
2. System peredaran vena
System peredaran vena dibagi menjadi dua bagian yaitu :
1) Vena superficialis
2) Vena profundus
Vena profundus ini di daerah shoulder mengikuti arteri – aretri sesuai dengan percabangan arteri yang ada dan terdiri dari :
a) Vena axilaris
b) Vena brachialis
e. Persendian
Tulang yang merupakan bagian dari kerangka badan yang mana satu sama lainnya dihubungkan dengan perantaraan suatu persendian. Pada daerah shoulder terdiri dari beberapa persendian dimana gerakannya tergantung satu sama lainnya. Persendian – persendian tersebut yaitu sendi glenohumeral, sendi acromioclavicularis, sendi scapulathoracalis, dan sendi sternoclavicularis.
1. Sendi Glenohumeralis
Sendi ini merupakkan sendi sinovial yang bila dilihat bentuk permukaannya termasuk sendi ball dan socket joint (termasuk dalam sendi bola) dimana caput humeri berbentuk hampir setengah lingkaran bola. Sendi ini dibentuk oleh cavitas gleinodalis dari scavula yang berbentuk cekungan dangkal yang menyerupai mangkok. Pada caput humeri mempunyai sudud sekitar 135 derajat yang mana dilapisi oleh rawan hyalin yang memberikan bentuk caput lebih oval. Pada cavasitas glenoidalis sebelah sentral mempunyai sudud 75 derajat sehingga adanya ketidak sesuaian antara kedua bagian tulang yang membentuk persendian tulang ini, yang secara anatomi sendi ini tidak stabil.
2. Sendi Acromioclavicular
Sendi acromioclavicular ialah persendian antara extremitas acromialis clavicula dan acromion, sendi ini terbentuk dari ujung lateral clavicula dan permukaan sendinya berbentuk convec yang berasal dari ujung lateral clavicularis (facies articularis acromialis) yang dataran sendinya hampir berbentuk datar dengan sedikit konkaf yang bertemu dengan acromion. Bila kedua permukaan pembentuk sendi ini dilihat secara sepintas nampak hampir datar, oleh karena sendi ini termasuk sendi datar (gliding joint). Pada posisi anatomi arah sendinya agak miring dari posteromedial ke anterolateral. Dalam bidang horizontal terdapat pula kemiringan, sehingga clavikula terletak lebih atas dari acromion. Dalam keadaan normal permukaan sendi clavicula menghadap kearah lateral agak ke dorsal dan caudal.
Persendian ini di hubungkan oleh jembatan fibrocartilagenous, ligamentum acromioclavicularis superior dan inferior berfungsi untuk memperkuat capsul sendi di sebelah cranial dan caudal. Disamping itu sendi ini di stabilkan oleh ligamentum coracoclavicularis yang terdiri atas pers conoideum dengan bentuk conus yang apeknya disebelah caudal melekat pada basis processus corocoideus conoideum claviculae. Untuk pers trapezoideum yang terbentang antara facies superior processus corocoideus dan linea trapezoidea pada dataran inferior clavicula.
3. Sendi Sternoclavicularis
Sendi ini merupakan hubungan antara extremitas sternalis clavicula dengan sternum pada incisura yang diantara kedua tulang terdapat discus articularis. Sendi ini termasuk sendi sellaris, dimana permukaan kedua tulang pembentuk sendi ini plana, persendiaan ini di perkuat oleh capsul sendi dan ligamentum sternoclavicularis anterior yang menutupi fasies posterior sendi. Juga oleh ligamentum costaclavicularis yang berbentuk rhomboid yang melekat pada cartilage costa 1 (pada ujung medialnya), kearah craniolateral melekat pada impresia ligamenti costaclavicularis (tuberositas costalis clavicula) dan ligamentum clavicularis yang membentang antara kedua extremitas sternalis clavicula yang letaknya sebelah cranial incisura jungularis manibrum sterni.
4. Sendi Costa Sternalis
Sendi costasternalis hubungan antara tulang costa dengan tulang sternum secara sinartosis yaitu synchondrosis sternocostalis costa sedangkan yang lain berhubungan secara arthosis radial yang berjalan disebelah depan dan sebelah samping sendi yang berjalan kedalam periasterium sterni merupakan suatu selaput membran sterni.
Didalam pembentukan sendi bahu terdapat didalamnya capsul, ligamen dan bursa yaitu:
a) Capsul
Merupakan bentuk silindris seperti lengan baju yang menutupi articular dari hubungan masing-masing tulang, bagian sisi lengan atas banyak yang bersatu dengan leher bagian tengah. Sedangkan bagian bawah melebar kepermukaan tungkai bawah. Pada garis atas terdapat epipysis yang merupakan bagian penting di luar capsul yang hampir mencapai sisi tengah sendi. Karena artikulasi pada humeri agak longgar sehingga dapat bergerak leluasa. Didaerah medial capsul ini melekat kebatas-batas glenoid dan kedaerah lateral ke collum anatonicum humerus kecuali di sebelah inferior dimana capsul ini meluas sampai ke collum chirurgicum. Capsul diperkuat oleh potongan-potongan tendon pada otot rotator yang mengelilinginya. Dan juga merupakan bagian pelindung celah glenoidea ketika melakukan gerakan sendi sebagai batas dari gerakan otot articularis.
b) Ligament
Terdapat ligamentum - ligamentum disekitar articulasio humeri yakni: Ligamentum coracoclavicular yang berfungsi untuk memperkuat pertemuan antara clavicula dengan scapula yang kekuatanya tergantung pada ligamen coracovicula, yang mana pertemuannya pada bagian lateral dari bagian depan processus coracoideus pada anterior di occipitalis dekat sinopial membrane.
Ligament conoideus merupakan celah yang menuju keatas berhubungan dengan sudut antara dua arah bagian processus coracoideus di tempat yang lebih lebar pada bagian yang lebih tinggi dari coracoideus dibawah clavicula.Ligament coracohumeral merupakan bagian belakang yang terletak diatas dari pada sendi. Ligament ini berawal dari bagian lateral yang berasal dari processus coracoideus dan berjalan dari pinggir ligament capsul hingga sampai leher lengan atas yang berhadapan dengan thuberositas yang besar. Pengikat yang besar ini kekuatanya melebihi ligament capsular.
c) Bursa
Ada dua bursa besar yang menghubungkan dengan dengan articulasio humeri yakni: bursa subscavularis yang memisahkan antara capsul bahu dengan tendon otot subscapularis yang lewat tepat disebelah anteriornya. Bursa supscapularis berhubungan dengan articulasi humeri. Bursa subacromialis yang memisahkan capsul bahu dengan ligamen coracocromiate diatasnya. Bursa ini tidak berhubungan dengan sendi.
Bursa juga salah satu penghubung capum synopial yaitu bursa acromialis, bursa subdeltoideus, dan bursa subcoracoideus yang berpungsi untuk memudahkan pergeseran otot deltoideus, suprasupinatus, infrasupinatus, merupakan lapisan sebelah dalam otot deltoideus dan acromion. Bursa ini mempunyai sedikit cairan gerakan adbuksi dan flexi lengan atas akan menyebabkan dualapisan dinding bursa tersebut saling bergeser.
f. Pergerakan
Disini penulis akan menguraikan gerakan – gerakan yang terjadi di daerah shoulder, antara lain :
1. Flexi, yaitu gerakan memutar dari pada tulang humerus yang dimulai dari 0°dengan menempel di sisi lateral tubuh bergerak ke depan, dan di akhiri tulang humerus tegak lurus ke atas sejajar dengan kepala atau 180°, gerakan ini terjadi pada bidang sagital dengan axis longitudinal. Ekstensi, yaitu kebalikan dari gerakan flexi yang berakhir 45° dibelakang tubuh. Gerakan ini terjadi pada bidang sagital dengan axis transversal. (Flexi – Ekstensi shoulder 45° - 0° - 180°)
2. Abduksi, yaitu gerakan dari lengan ke arah atas yang dimulai dari 0° menempel di sisi lateral tubuh bergerak ke samping menuju ke atas dan berakhir 180°yang posisinya tegak lurus sejajar dengan kepala. Gerakan ini terjadi pada bidang frontal dan axis sagital.Adduksi, yaitu kebalikan dari gerkan abduksi yang mana gerakan ini terjadi pada bidang frontal dengan axis sagital. (Abduksi – Adduksi shoulder 180°- 0°- 45°).
3. Internal rotasi, yaitu gerakan yang dibentuk dalam posisi elbow 90°, kemudian dimulai 90° disamping sejajar tubuh. Gerakannya dengan memutar tulang humerus yang caranya lengan bawah bergerak kearah medial hingga 0°. Gerakan ini terjadi pada axis longitudinal.External rotasi, yaitu kebalikan dari gerakan internal rotasi yang dimulai dari 0° - 90°, yang terjadi pada axis longitudinal. (External rotasi- Internal rotasi shoulder 60° - 0° - 90°).
4. Abduksi horizontal, yaitu lengan posisi awal 0° tegak lurus di depan tubuh bergerak ke arah lateral yang berakhir 90°, yang terjadi pada axis bidang longitudinal.Adduksi horizontal, yaitu kebalikan dari gerakan Abduksi horizontal yang dimulai 90° - 0°, yang terjadi pada axis bidang longitudinal. (Abduksi horizontal – Adduksi horizontal 45° - 0° - 135°).
3. Patologi
Patologi adalah ilmu yang mempelajari tentang perubahan-perubahan struktur anatomis dan fungsi alat – alat tubuh yang mengalami gangguan atau sakit. Patologi yang penulis bahas meliputi :
a. Etiologi
Penyebab bursitis subdeltoid tidak diketahui, di duga penyakit ini sebagai akibat dari penyakit lain pada bahu. Selain dugaan adanya akibat dari penyakit lain pada bahu seperti yang dijelaskan diatas, ada juga faktor predisposisi lainnya yaitu, trauma berulang (repetitive injury), degeneratif, diabetes mellitus, dari dalam sendi glenohumeral (tendonitis bicipitalis, inflamasi rotator cuff, fracture).
b. Perubahan Patologi
Trauma langsung pada bursa (akibat jatuh atau dipukul) dapat menyebabkan desintegrasi sel-sel darah dan jaringan yang akhirnya timbul perdangan pada bursa. Overuse menyebabkan trauma ringan berulang pada bursa sehingga timbul peradangan pada bursa. Ruptur rotator cuff yang lama kelamaan akan melebar kemudian terjadi peradangan pada otot rotator cuff, karena letak bursa dekat dengan otot-otot rotator cuff maka inflamasi pada bursa biasanya terjadi akibat inflamasi tendon rotator cuff yang juga terdapat dalam ruang subdeltoid. Adanya tendinitis supraspinatus menghasilkan gangguan vaskularisasi dan menekan bursa mempengaruhi bursa subdeltoidea, sehingga bursa juga akan mengalami peradangan. Peradangan bursa tersebut menyebabkan kerusakan jaringan kolagen , ketegangan otot bahu sehingga dinding bursa juga ikut tegang, penebalan dinding bursa, pengentalan cairan bursa, perlekatan dinding atas dengan dasar bursa yang kesemuanya itu mengakibatkan nyeri gerak/painful Arc saat mengangkat lengan kesamping (Abduksi – Elevasi shoulder 60° -120°).
1. Tanda dan Gejala Klinis
a) Nyeri jenis pegal di daerah shoulder, terutama pada daerah superior bagian lateral.
b) Rasa nyeri meningkat ketika mengangkat lengan dan pada saat melakukan gerak abduksi shoulder sertaterkadang dijumpai crepitasi.
c) Nyeri akan timbul bila dilakukan compressi.
d) Tidak jelas sebab-sebabnya.
e) Kadang dijumpai pada penderita diabetes melitus.
2. Diagnosa
Untuk menentukan atau menegakkan diagnosa pada kondisi nyeri shoulder akibat bursitis subdeltoidea, maka diperlukan suatu anamnesis yang luas dan terperinci tentang timbulnya rasa nyeri yang berupa nyeri gerak, gangguan beraktivitas atau pada saat mengangkat lengan.
3. Diagnosa Banding
Yang menjadi diagnosa banding dari Bursitis Subdeltoidea adalah kasus – kasus yang mempunyai gejala yang hamper sama. Dalam hal ini dapat dibandingkan dengan berbagai penyakit yang mengenai nyeri shoulder sebagai berikut :
a) Tendinitis Bicipitalis
Tendonitis ini merupakan reaksi terhadap adanya trauma akibat jatuh atau dipukul pada shoulder dengan lengan dalam posisi adduksi serta lengan bawah supinasi. Nyeri dirasakan pada daerah acromion saat lenga diangkat secara aktif melebihi setinggi shoulder. Nyeri tekan pada tendon bicipitalis positif. Dari gerakan lengan adduksi diatas atau ekstensi lengan ke depan secara aktif dan pasif dapat memprovokasi terasanya nyeri yang lebih keras.
b) Bursitis Subdeltoid
Pada kondisi ini penderita mengeluh tidak dapat mengangkat lengan kesamping (abduksi aktif). Tapi sebelumnya sudah terasa pegal di shoulder. Kedua, lokasi nyeri yang dirasakan pada waktu mengabduksikan lengan ialah insertion musculus deltoideus pada tuberositas humeri. Nyeri ini merupakan “refered pain”, bursitis subdeltoid yang khas sekali dan dapat disebabkan oleh traumalangsung setempat, overuse (trauma ringan yang berulang) dan kelanjutan dari tendinitis supraspinatus.
c) Capsulitis Adhesiva
Pada kondisi ini nyeri didaerah depan lateral shoulder terasa saat lengan diangkat untuk mengambil sesuatu dari saku baju atau kemeja. Ini berarti bahwa gerakan aktif dibatasi oleh nyeri. Tetapi bilamana gerakan pasif diperiksa, ternyata gerakan itu pun terbatas karena adanya sesuatu yang menahan yang disebabkan oleh perlekatan. Bilamana dipaksa, maka nyeri tersa dibagian lateral shoulder menjalar kelipatan siku dan kepermukaan anterior lengan bawah dan ke bawah musculus pectoralis.
4. Komplikasi
Adapun komplikasi-komplikasi yang mungkin terjadi akibat nyeri shoulder adalah :
a) Atropi musculus
Atropi terjadi karena immobilisasi yang lama, maka musculus - musculus akan mengalami perubahan fisiologis. Musculus yang mengalami degenerasi akan menjadi kecil. Degenerasi timbul karena motorneuron menghilang sehingga serabut musculus yang tercakup ikut bergenerasi, atau atropi tersebut berkembang oleh karena gangguan metabolisme.
b) Stiff joint
Kontraktur pada shoulder joint dapat terjadi akibat lama tidak digerakkan sehingga tidak ada pergantian cairan pada sendi tersebut dan cairan itu akan menjadi kaku.
5. Prognosa
Prognosa atau ramalan penyakit Bursitis Subdeltoid yang mengakibatkan nyeri bahu tergantung pada cepat dan tepatnya pemberian pengobatan. Bila penderita datang dengan Bursitis Subdeltoid tanpa adanya stiffness shoulder joint dan kelemahan musculus supraspinatus, kemudian penderita diobati secara team dokter dan fisioterapi maka prognosa gerak dan fungsi penyakit Bursitis Subdeltoid dinyatakan baik.
Ditulis Oleh : "Ade Putra Suma"
Terima Kasih atas kunjungan Anda. Saat ini Anda sedang membaca artikel tentang Bursitis Subdeltoidea. Jika Anda ingin mengcopy-paste atau menyebar-luaskan artikel ini, jangan lupa untuk meletakkan link dibawah ini sebagai sumbernya, Terima Kasih.
Artikel Terkait:
Label:
Ilmu Fisioterapi
terimakasih, ini sangat membantu pengerjaan tugas saya
BalasHapusterimakasih kembali...
Hapussering-sering mampir mbak :)
Ini sangat menambah pengetahuan saya,hanya saja ada yang kurang sedikit dari yang saya cari.
BalasHapus