a. Anatomi Jantung
Jantung adalah organ berupa otot, berbentuk kerucut, berongga dan dengan basisnya di atas dan puncaknya di bawah. Apex-nya (puncak) miring kesebelah kiri.Berat jantung kira – kira 300 gram. Jantung berada dalam torax,antara kedua paru dan di belakang sternum,dan lebih menghadap ke kiri daripada kekanan. Kedudukannya yang tapat dapat di gambarkan pada kulit dada kita. Jantung merupakan organ pemompa yang besar yang memelihara peredaran melalui seluruh tubuh. Arteri membawa darah dari jantung,vena membawah darah ke jantung,kapiler menggabungkan arteri dan vena,terentang diantaranya dan merupakan jalan lalu lintas antara makanan dan bahan buangan. Disini juga terjadi pertukaran gas dalam cairan extraseluler dan interstissil.
Jantung merupakan suatu pompa yang terbentuk dari se-sel otot yang memompakan darah ke seluruh bagian tubuh manusia. Jantung terletak dalam mediastinum di rongga dada antara kedua paru-paru dan di belakang sternum. Ukuran jantung kira-kira sebesar kepalan tangan. Pada wanita normal berat jantung kira-kira 250-300 gram dan pada pria sekitar 300-350 gram.
1) Lapisan Jantung
Lapisan yang mengitari jantung disebut pericardium yang terbagi dua yaitu : (1) Visceral (didalam) yang melekat pada paru, (2) Parietal (diluar) yang melekat ke rongga thorax. Antara lapisan tersebut terdapat cairan yaitu cairan pericardium yang berfungsi untuk mengurangi gesekan saat terjadi kontraksi jantung.
Jantung terdiri dari tiga lapisan. Lapisan terluar disebut epicardium, lapisan tengah merupakan lapisan otot yang disebut myocardium, sedangkan lapisan terdalam yaitu lapisan endotel disebut endocardium (Sylvia Anderson Price.Ph.D.R.N, 1995).
2) Ruang Jantung
Jantung dibedakan menjadi bagian kanan dan bagian kiri. Bagian kanan ada 2 ruang yaitu Atrium kanan dan Ventrikel kanan. Bagian kiri ada 2 ruang yaitu Atrium kiri dan Ventrikel kiri. Atrium terletak di atas ventrikel dan saling berdampingan. Atrium dan ventrikel dipisahkan satu dari yang lain oleh katup satu arah. Sisi kiri dan kanan jantung dipisahkan oleh sebuah dinding jaringan yang disebut septum. Dalam keadaan normal tidak terjadi percampuran darah antara kedua ventrikel pada jantung yang sehat. Semua ruang jantung dikelilingi oleh jaringan ikat (Elizabeth J. Corwin,1997).
a) Atrium Kanan
Atrium kanan berfungsi sebagai tempat penyimpanan darah dan sebagai penyalur darah dari vena-vena sirkulasi sistemik ke dalam ventrikel kanan dan kemudian ke paru-paru. Darah yang berasal dari pembuluh vena ini masuk ke dalam atrium kanan melalui vena cava superior, inferior dan sinus koronarius.
Sekitar 80% alir balik vena ke dalam atrium kanan mengalir secara pasif ke dalam ventrikel kanan melalui katup trikuspidalis. 20% sisanya akan mengisi ventrikel dengan kontraksi atrium. Pengisian ventrikel secara aktif ini dinamakan atrial kick. Hilangnya atrial kick pada disritmia jantung dapat mengurangi pengisian ventrikel sehingga mengurangi curah ventrikel (Sylvia Aderson Price, Ph. D.R.N, 1995).
b) Ventrikel Kanan
Merupakan rongga dengan dinding tipis menempati sebagian besar jantung bagian depan. Ventrikel kanan menerima darah dari atrium kanan melalui katup trikuspidalis dan mendorong darah masuk ke pulmo melalui arteri pulmonalis. Oleh sebab itu maka ventrikel kanan harus mampu menghasilkan kekuatan yang sangat besar.
c) Atrium Kiri
Atrium kiri menerima darah yang sudah dioksigenisasi dari paru-paru melalui keempat vena pulmonalis. Antara vena pulmonalis dengan atrium kiri tidak ada katup, hal ini menyebabkan tekanan di dalam atrium kiri sangat mudah terefleksi akibat memburuknya keadaan vascular pulmonal. Kemudian darah dari Atrium kiri akan masuk ke ventrikel kiri melalui katup bicuspidalis (mitral).
d) Ventrikel Kiri
Dinding ventrikel kiri jauh lebih tebal dibandingkan dengan ventrikel kanan namun strukturnya sama. Dinding yang tebal diperlukan untuk memompa darah teroksigenasi dengan tekanan yang tinggi melalui sirkulasi sistemik (Omar Faiz dan David Moffat, 2003). Selain itu ventrikel kiri mempunyai otot lebih tebal dan bentuknya menyerupai lingkaran. Fungsinya untuk mempermudah timbulnya tekanan yang lebih tinggi saat kontraksi ventrikel kiri. Saat kontraksi, tekanan ventrikel kiri bisa meningkat 5 X dari tekanan ventrikel kanan
Gambar Atrium Kanan, Atrium Cordis Dextrum Dan Ventrikel Kanan, Ventriculus Cordis Dextrum Dilihat dari Ventral
Gambar Atrium Kiri, Atrium Cordis Sinister.Dan Ventrikel Kiri, Ventrikel cordis sinister Dilihat dari lateral
Gambar Ventrikel Kiri, Ventriculus Cordis Sinister Dilihat dari Lateral
3) Katup Jantung
Katup jantung berfungsi untuk mempertahankan aliran darah satu arah, secara bagian besar katup jantung dibagi menjadi 2 bagian yaitu :
a) Katup Atrioventrikuler (AV)
Yaitu katup yang memisahkan antara atrium dan ventrikel yang terdiri dari : (a) Katup tricuspidalis, ini memisahkan antara atrium kanan dan ventrikel kanan. (b) Katup bicuspidalis atau katup mitral, ini memisahkan antara atrium kiri dan ventrikel kiri.
b) Katup semilunaris
Yaitu katup yang memisahkan antara ventrikel dengan arteri pulmonalis dan aorta yang terdiri dari : (a) katup aorta, ini memisahkan antara ventrikel kiri dan aorta, (b) Katup pulmonalis, katup ini memisahkan antara ventrikel kanan dengan arteri pulmonalis.
4) Vascularisasi Jantung
Jantung mendapat aliran darah dari arteri coronaria kiri dan kanan. Arteri coronaria ini terisi darah pada saat terjadi diastolik. Arteri coronaria kanan dipercabangkan pada sinus aorta anterior sebelah kanan dan menuju ke arah anterior dan kemudian menurun secara vertical masuk ke dalam sulkus Atrioventrikularis yang berada diantara atrium kanan dan ventrikel kanan. Kemudian berjalan diantara atrium kiri dan infundibulum ventrikel kanan sehingga mencapai siklus interventricularis anterior dan akhirnya masuk ke apex ( IKAFI, 1989 ).
5) Innervasi Jantung
Jantung diperasarafi oleh saraf yang bersifat otonom yaitu saraf simpatis dan saraf parasimpatis sehingga denyut jantung bisa dikendalikan sesuai kebutuhan. Saraf simpatis berasal dari ganglia simpatis cervicalis dan torakalis atas melalui plexus cordis superficialis dan profunda. Stimulasi saraf simpatis ini akan meningkatkan aktivitas jantung sebagai pompa yang diperlukan pada saat organ dalam keadaan bersifat tekanan.
Saraf parasimpatis berasal dari nervus vagus. Stimulasi saraf parasimpatis ini akan menurunkan aktivitas jantung. Pada saat jantung istirahat, tonus parasimpatis meningkat yang memungkinkan jantung istirahat (Omar Faiz dan David Moffat, 2003).
6) Struktur Pembuluh Darah jantung
a) Arteri
Dinding aorta dan arteri besar mengandung banyak jaringan elastis dan sebagian otot polos. Ventrikel kiri memompa darah masuk ke dalam aorta dengan tekanan tinggi. Dorongan darah secara mendadak ini meregang dinding arteri yang elastis tersebut, selama ventrikel beristirahat maka kembalinya dinding yang elastis tersebut pada keadaan semula akan memompa darah ke depan ke seluruh sistem sirkulasi.
Jaringan arteri ini terisi sekitar 15 % dari volume total darah. Karena itu sistem arteri ini dianggap sebagai sirkuit yang rendah volumenya tetapi tekanan tinggi. Karena sifat isi dan tekanan ini maka cabang-cabang arteri disebut sirkuit resistensi.
b) Arteriola
Dinding arteriola terutama terdiri dari otot polos dengan sedikit serabut elastis. Dinding berotot in sangat peka dan dapat berdilatasi atau berkontraksi untuk mengatur aliran darah ke jaringan kapiler. Sebagai akibat dari kemampuan otot pembuluh darah untuk mengubah-ubah diameter dengan cukup bermakna maka arteriola menjadi tempat resistensi utama aliran darah dari seluruh percabangan arteri. Akibatnya tekanan pada kapiler akan turun mendadak dan aliran berubah dari berdenyut menjadi aliran yang tenang, sehingga memudahkan pertukaran nutrient pada tingkat kapiler. Pada persambungan antara arteriola dan kapiler terdapat sfingter prekapiler yang berada dibawah pengaturan fisiologis yang cukup rumit.
c) Kapiler
Kapiler merupakan pembuluh darah yang sangat halus yang menghubungkan arteriola dengan venula. Dindingnya yang sangat tipis memungkinkan pertukaran zat-zat lain (seperti oksigen dan karbon dioksida) antara darah dan sel-sel tubuh.
d) Venula
Venula berfungsi sebagai saluran pengumpul dengan dinding otot yang relatif lemah namun peka. Pada pertemuan antara kapiler dan venula terdapat sfingter postkapiler.
e) Vena
Vena adalah saluran yang berdinding relatif tipis dan berfungsi menyalurkan darah dari kapiler melalui sistem vena masuk ke atrium kanan. Pembuluh vena dapat menampung darah dalam jumlah yang banyak dengan tekanan yang relatif rendah, karena itu maka sistem vena disebut sistem kapasitas.
Gambar Vena Jantung
b. Fisiologi Jantung
1. Sistem Konduksi Jantung
Dalam myocard terdapat penghantar khusus yang fungsinya untuk menjamin irama rangsangan dan kontraksi myocard. Jaringan konduksi ini memiliki sifat-sifat sebagai berikut : (1) otomatisasi yaitu kemampuan manghasilkan impuls secara spontan, (2) ritmisasi yaitu pembangkitan impuls yang teratur, (3) konduktivitas yaitu kemampuan untuk menyalurkan impuls, (4) daya rangsang yaitu kemampuan untuk menanggapi stimulasi.
Impuls jantung biasanya mulai dan berasal dari nodus sinoatrialis (SA). Nodus SA ini disebut sebagai pemacu alami dari jantung. Nodus SA terletak di dinding posterior atrium kanan dekat muara vena cava superior. Impuls dari jantung kemudian menyebar dari nodus SA menuju sistem penghantar khusus atrium dan ke otot atrium yang disebut juga berkas bahcman’s untuk mempermudah penyebaran impuls dari atrium kanan ke atrium kiri. Selanjutnya ada tiga jalur (anterior, tengah dan posterior) dalam nodus SA tersebut juga menghubungkan nodus SA dengan nodus AV. Nodus AV terletak di sebelah atas septum Interventriculer di atrium kanan dekat muara sinus coronarius.
Pada nodus AV Impuls jantung ditahan 0.08-0.012 detik guna memungkinkan pengisian ventrikel selama atrium berkontraksi. Selain itu nodus AV juga mengatur jumlah impuls atrium yang masuk / mencapai ventrikel, biasanya tidak lebih dari 180 impuls / menit dibolehkan mencapai ventrikel. Dari nodus AV gelombang rangsang listrik menyebar menuju berkas his yaitu berkas serabut yang menuju ke bawah di sebelah kanan septum interventricularis. Berkas ini membelah menjadi cabang kiri dan cabang kanan yang berjalan ke bawah di kiri dan kanan septum interventricularis. Berkas cabang merupakan asal dari jaringan cabang serabut yang kompleks yang disebut dengan serabut purkinye yang menyebar ke seluruh permukaan dalam kedua ventrikel.
Dengan demikian urutan normal rangsangan melalui sistem konduksi adalah nodus SA, jalur atrium, nodus AV, berkas his, cabang-cabang berkas dan serabut purkinye (Sylvia Anderson Price, Ph.D.R.N, 1995).
2. Siklus Jantung
Siklus jantung merupakan urutan peristiwa yang saling berhubungan satu sama lain serta peristiwa mekanik gelombang rangsang listrik yang tersebar dari nodus sino-Atrial melalui sistem pengantar menuju myocard merangsang kontraksi otot. Rangsangan listrik disebut juga (depolarisasi) dan diikuti pemulihan listrik kembali (repolarisasi). Respon mekaniknya adalah sistolik yaitu kontraksi otot dan diastolik yaitu relaksasi otot.
Aktivitas listrik dari sel yang dicatat secara grafik dengan perantaraan elektroda intrasel mempunyai bentuk yang khas, yang disebut potensial aksi. Aktivitas listrik tersebut dapat kita lihat dalam suatu elektrokardiogram. Potensial aksi terdiri dari lima fase yang berbeda satu sama lain sesuai dengan peristiwa elektro kardiofisiologi, antara lain :
a) Fase Istirahat- Fase 4
Pada keadaan istirahat maka sel jantung memperlihatkan suatu perbedaan potensial listrik atau voltase membrane selnya. Bagian dalam sel relatif negatif sedangkan bagian luarnya relatif positif, dengan demikian sel tersebut mengalami polarisasi. Perbedaan ini timbul akibat permeabilitas relatif dari membrane sel terhadap ion-ion disekitarnya.
b) Depolarasi Cepat-Fase 0 (upstroke)
Depolarisasi sel terjadi akibat meningkatnya permeabilitas membrane yang tinggi terhadap natrium.
c) Repolarsi Parsial-Fase I (spike)
Segera sesudah depolarisasi maka terjadi sedikit perubahan mendadak dari kadar ion dan timbul suatu muatan relatif.
d) Plateau-Fase 2 (plateau)
Suatu plateau yang sesuai dengan periode refrakter absolut myocardium. Selama fase ini tidak terjadi perubahan muatan listrik melalui membrane sel. Jumlah ion bermuatan positif yang masuk dan yang keluar berada dalam keseimbangan.
e) Repolarisasi cepat-fase 3 (down stroke)
Selama repolarisasi cepat maka aliran muatan kalium dan natrium tidak mengalir lagi dan permeabilitas membrane terhadap kalium meningkat.
Fase-fase siklus jantung terdiri dari :
(1) Mid- diastolik
Pada fase ini terjadi pengisian ventrikel secara perlahan-lahan. Atrium dan Ventrikel dalam keadaan istirahat. Darah yang masuk ke dalam atrium melalui pembuluh vena mengalir secara pasif ke dalam ventrikel melalui katup AV yang terbuka dan katup semilunaris yang tertutup.
(2) Diastolik- lanjut
Pada fase ini depolarisasi menyebar melalui atrium dan berhenti pada nodus AV. Atrium berkontraksi sehingga volume ventrikel bertambah 20-30 %.
(3) Sistolik- awal
Pada fase ini depolarisasi menyebar dari nodus AV melalui cabang berkas menuju myocardium ventrikel. Saat ventrikel mulai berkontraksi, tekanan dalam ventrikel meningkat dibanding atrium sehingga katup AV menutup. Ventrikel terus meningkatkan tekanannya, sementara di dalam aorta dan arteri pulmonalis melebihi tekanan ventrikel agar katup semilunar tetap tertutup. Ini disebut dengan kontraksi isovolumik karena volume ventrikel tetap konstan. Pada keadaan ini terdengarlah bunyi jantung pertama (S1).
(4) Sistolik lanjut
Segera setelah tekanan ventrikel melebihi tekanan di dalam pembuluh darah, maka katup semilunaris akan membuka dan terjadilah pemompaan darah dari ventrikel ke arteri pulmonalis dan aorta
(5) Diastolik awal
Gelombang repolarisasi menyebar melalui myocardium ventrikel dan ventrikel dalam keadaan istirahat. Saat otot-ototnya rileks maka tekanan dari ventrikel menjadi lebih kecil dibanding atrium sehingga katup semilunaris menutup. Keadaan istirahat berlangsung terus sampai tekanan ventrikel turun jauh lebih rendah dari atrium sehingga katup AV membuka. Saat ini terdengarlah bunyi jantung kedua (S2) dan terjadi pengisian ventrikel 70-80 % (Sylvia Anderson Price, Ph. D. R. N, 1995).
c. Stroke volume
Stroke volume atau sering disebut dengan volume sekuncup adalah jumlah darah yang dipompa dari tiap-tiap ventrikel pada setiap denyut jantung. Dalam keadaan normal, volume sekuncup sekitar 70 ml, tetapi dalam keadaan tertentu volume sekuncup dapat menurun dalam beberapa milliliter dan dapat meningkat sampai sekitar 140 ml per denyut (Arthur C. Guyton, M. D, 1976).
Stroke volume dipengaruhi oleh :
a. Beban mula-mula / Preload
Disini berlaku hukum Frank Starling bahwa peregangan serabut myocardium selama diastole melalui peningkatan volume akhir diastolik akan meningkatkan kekuatan kontraksi pada saat sistolik. Serabut myocardium dapat direnggangkan dengan meningkatkan volume diastolik ventrikel. Derajat peregangan dinyatakan dengan istilah beban awal yaitu panjang serabut diastolik sebelum kontraksi.
b. Kontraktilitas
Hubungan antara panjang serabut myocardium dan kekuatan kontraksi dikenal dengan kurva fungsi pentrikel. Pergeseran kurva ke atas dan ke kiri menunjukkan perbaikan fungsi ventrikel, sedangkan pergeseran ke bawah dan ke kanan menunjukkan deteriorasi fungsi. Perubahan posisi kurva fungsi ventrikel menunjukkan adanya perubahan inotropik atau kontraktilitas. Kontraktilitas mengacu pada perubahan dalam kekuatan kontraksi, yang timbul secara independen terhadap perubahan panjang serabut myocardium. Peningkatan kontraktilitas memperbesar curah sekuncup dengan cara menambah kemampuan ventrikel untuk mengosongkan volumenya selama fase sistole.
c. Beban akhir / Afterload
Afterload merupakan besarnya tegangan yang harus dihasilkan oleh ventrikel selama fase sistolik agar mampu membuka katup semilunaris dan memompa darah keluar. Pada saat otot jantung telah aktif, elemen kontraksi memendek sehingga tekanan yang dijalankan ke sejumlah elemen elastis sama dengan tekanan external yang bekerja pada myocard. Saat ventrikel berkontraksi isometrik, ventrikel mulai memompakan darah ke aorta. Setelah kontraksi, otot jantung akan relaksasi dan tekanan akan menurun pada tingkat terendah. Selama fase istirahat ini (diastole) tekanan akan meningkat kembali tergantung pada pengisian ventrikel atau preload (Sylvia Anderson Price, Ph. D. R. N, 1995).
d. Curah Jantung
Akibat kontraksi myocardium yang berirama dan sinkron maka darah pun dipompa masuk ke dalam sirkulasi pulmonal dan sistemik. Jumlah/ volume darah yang di pompa jantung per menit disebut curah jantung. Curah jantung merupakan hasil perkalian antara volume sekuncup dengan frekuensi denyut jantung atau Heart Rate.
|
Jumlah darah yang dapat dipompakan jantung per menit adalah sekitar 4,9- 5 liter.
e. Sistem Sirkulasi Jantung
1) Sistem Sirkulasi Sistemik
Darah dari ventrikel kiri masuk ke aorta melalui katup aorta. Darah dari aorta disalurkan ke arteri, arteriola, dan masuk ke kapiler. Darah dari kapiler kemudian menyatu kembali membentuk pembuluh lebih besar “ Venula “ yang juga bersatu menjadi vena. Vena-vena dari bagian bawah tubuh mengembalikan darah ke vena terbesar yaitu vena cava inferior dan vena dari bagian atas tubuh mengembalikan darah ke vena cava superior. Kedua vena ini bermuara ke atrium kanan, kemudian darah melalui katup trikuspidalis masuk ke ventrikel kanan (Elizabeth J. Corwin, 1997).
2) Sistem Sirkulasi Pulmonal
Darah dari ventrikel kanan di salurkan ke arteri pulmonalis melalui katup pulmo. Arteri pulmonalis bercabang-cabang menjadi arteriola dan kemudian menjadi kapiler. Setiap kapiler memberi perfusi kepada satuan pernafasan melalui sebuah alveolus. Semua kapiler menyatu kembali untuk menjadi venula dan menjadi vena. Vena-vena menyatu untuk membentuk vena pulmonalis yang besar. Darah dari vena pulmonalis masuk ke atrium kiri dan disalurkan melalui katup bicuspidalis ke ventrikel kiri.
3) Sistem Sirkulasi Portae
Darah dari lambung, usus, pankres, dan limfa dikumpulkan oleh vena portae. Di dalam hati vena portae membelah diri ke sistem kapiler dan bersatu membentuk kapiler-kapiler arteri hepatika.
4) Sistem Sirkulasi Koroner
Darah dari aorta disalurkan ke arteri coronaria kiri dan kanan dan akan masuk menuju arteriola. Darah dari arteriola akan dikumpulkan pada sinus coronaria dan dari sini darah disalurkan ke atrium kanan.
Ditulis Oleh : "Ade Putra Suma"
Terima Kasih atas kunjungan Anda. Saat ini Anda sedang membaca artikel tentang Anatomi Fungsional Jantung. Jika Anda ingin mengcopy-paste atau menyebar-luaskan artikel ini, jangan lupa untuk meletakkan link dibawah ini sebagai sumbernya, Terima Kasih.
Artikel Terkait:
Label:
Ilmu Fisioterapi,
Ilmu Kedokteran
manbah pengetahuan ni gan ,,,
BalasHapusmakasi Gan,,
BalasHapussering2 mampir...
^_^
oke siipp gan,,
BalasHapusdengan senang hati,,
pasti dikunjungi ^_^
Makasih Banyak gan! Follow back
BalasHapusSalam silaturahmi...
Nama : Roli Supiawan
Email : Rolisupiawan7@gmail.com
Web : http://blog-medianet.blogspot.com/
http://olixgrafer.blogspot.com/
oke gan,, langsung di kunjungi...
Hapus