Pengertian Hemoglobin
Hemoglobin adalah kompleks protein-pigmen yang mengandung zat besi, kompleks tersebut berwarna merah dan terdapat dalam eritrosit, hemoglobin mempunyai 4 gugus haeme yang mengandung besi fro dan empat rantai globin.
Hemoglobin merupakan senyawa pembawa oksigen pada sel darah merah. Hemoglobin dapat diukur secara kimia dan jumlah Hb/100 ml darah dapat digunakan sebagai indeks kapasitas pembawa oksigen pada darah. Sedangkan Menurut William, Hemoglobin adalah suatu molekul yang berbentuk bulat yang terdiri dari 4 subunit. Setiap subunit mengandung satu bagian haeme yang berkonjugasi dengan suatu polipeptida. Haeme adalah suatu derivat porfirin yang mengandung besi. Polipeptida itu secara kolektif disebut sebagai bagian globin dari molekul hemoglobin. Ada 2 pasangan polipeptida dalam tiap molekul hemoglobin, 2 subunit mengandung satu jenis polipeptida dan 2 mengandung lainnya. Pada hemoglobin manusia dewasa normal (hemoglobin A), 2 jenis polipeptida dinamai rantai α, masing-masingnya mengandung 141 gugusan asam amino dan rantai β, yang masing-masingnya mengandung 146 gugusan asam amino. Sehingga hemoglobin A dinamai α2β2.
Hemoglobin mempunyai peran penting dalam sistem sirkulasi. Fungsi utama hemoglobin dalam tubuh yaitu mengikat oksigen yang akan berdifusi dari alveoli ke dalam darah paru, kemudian melepaskan oksigen di dalam kapiler jaringan perifer dan diteruskan menuju sel yang tekanan gas oksigennya lebih rendah.
Menurut Medisiana, hemoglobin adalah molekul protein pada sel darah merah yang berperan penting dalam peningkatan kinerja fisik, sebab hemoglobin memiliki fungsi untuk mengikat oksigen dan mengantarkan oksigen yang dibutuhkan jaringan selama beraktifitas. Pada saat melakukan aktifitas, maka individu melakukan kontraksi otot yang memerlukan energi. Energi diperoleh dari metabolisme dalam sel yang membutuhkan oksigen dan menghasilkan sisa berupa uap air (H2O) dan karbondioksida. Apabila seseorang melakukan latihan fisik, maka latihan fisik tersebut akan menyebabkan terjadinya hipoksia (kekurangan oksigen dalam darah) dan hipoksia sendiri dapat memicu peningkatan hemoglobin dalam darah (Vogt, 2001). Karna Hipoksia akan merangsang sekresi hormon eritropoietin dalam sirkulasi darah, dengan disekresikannya hormon eritropoietin, maka akan merangsang produksi proeritoblas dari sel sistem hematopoetik di sumsum tulang dan eritropoietin juga akan mempercepat tahap eritoblastik dibandingkan dengan keadaan normal. Sehingga produksi sel darah merah baru akan semakin cepat. Produksi proeritroblas dimulai pada awal pembentukan hemoglobin dan secara otomatis akan dimulai bersamaan dengan pembentukan sel darah merah. Dengan latihan yang rutin maka hipoksia akan terus terjadi, sehingga merangsang sekresi hormon eritropoetin secara teratur yang akan menyebabkan produksi sel darah merah dalam sumsum tulang juga akan semakin bertambah banyak. Begitu juga dengan pembentukan hemoglobin yang dibentuk bersamaan dengan sel darah merah.
Hemoglobin merupakan senyawa pembawa oksigen pada sel darah merah. Hemoglobin dapat diukur secara kimia dan jumlah Hb/100 ml darah dapat digunakan sebagai indeks kapasitas pembawa oksigen pada darah. Sedangkan Menurut William, Hemoglobin adalah suatu molekul yang berbentuk bulat yang terdiri dari 4 subunit. Setiap subunit mengandung satu bagian heme yang berkonjugasi dengan suatu polipeptida. Heme adalah suatu derivat porfirin yang mengandung besi. Polipeptida itu secara kolektif disebut sebagai bagian globin dari molekul hemoglobin.
Pengertian Hemoglobin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar