Paradisasi Atau Paradik

Faradisasi

a)      Pengertian faradisasi

     Arus faradic adalah arus listrik bolak-balik yang tidak simetris yang mempunyai durasi 0,01 – 1 ms dengan frekuensi 50 – 100 cy/det. Istilah faradic mula-mula digunakan untuk arus yang keluar dari faradic coil. Arus ini merupakan arus bolak-balik yang tidak simetris, tiap cycle terdiri dari dua fase yang tidak sama. Fase pertama dengan intensitas rendah dan durasi panjang, sedang fase kedua intensitas tinggi dan durasi pendek. Berfrekuensi sekitar 50 cycle/detik, durasi fase kedua sekitar 1 milli second (0,001 detik).

     Faradic coil semakin dikembangkan dan diperoleh Smart-Bristow faradic coil arus yang diperoleh berbeda dengan arus pertama. Sesudah kenaikan tajam terjadilah damped oscilasi dengan frekuensi sekitar 1000 cycle/detik. Kenaikan tajam beserta oscilasi yang mengikuti merupakan grafik yang efektif untuk merangsang. Dengan kemajuan teknologi, faradic coil telah banyak di ambil alih oleh elektronik stimulator. Stimulator ini menghasilkan arus yang menimbulkan efek-efek fisiologis yang sama dengan arus faradic pertama, meskipun bentuk gelombang arusnya berbeda.

     Syarat-syarat untuk dapat menimbulkan efek fisiologis tersebut adalah bahwa impulse harus berdurasi antara oil dan 1 milli second di ulang 50 – 100 kali/detik.

     Arus faradic pada umumnya dimodifikasi ke dalma bentuk surged atau interupted (terputus-putus). Bentuk surged faradic dapat diperoleh dari mesin-mesin modern. Pengontrol durasi surged sebaiknya terpisah dengan pengontrol interval sehingga diperoleh kontraksi yang efektif dari masing-masing penderita. Bentuk-bentuk surged juga bermacam-macam antara lain trapezoid, trianguler, saw booth, recta anguler dan depolarized.

     Jaringan tubuh dapat menghantarkan arus listrik karena cairan tubuh mengandung ion-ion dan karena itu merupakan suatu elektrolit. Dengan demikian arus-arus yang mengalir dalam tubuh merupakan convection current, terdiri dari dua arah gerakan ion-ion. Konduktivitas jaringan tidak sama tergantung jumlah cairan tubuh yang dikandung. Jaringan otot banyak mengandung suplay darah sehingga merupakan konduktor yang baik, sedangkan lemak merupakan konduktor yang jelek. Arus akan cenderung melalui jaringan yang bertahanan rendah, meskipun tidak selalu mungkin bahwa arus dapat menghindari jaringan yang bertahanan tinggi. Epidermis bernilai tahanan 1000 ohm, karena sedikit mengandung cairan dan tidak cepat menyerap kelembaban. Arus yang masuk tubuh harus melalui epidermis, sehingga perlu adanya usaha-usaha untuk mengurangi tahanan tersebut. Convention current dalam tubuh dapat menimbulkan perubahan-perubahan kimia yang dapat menjurus ke arah adanya bahaya-bahaya.

b.      Efek  Arus Faradisasi

1)      Efek fisiologis

Efek fisiologis yang ditimbulkan arus faradic adalah sebagai berikut :

(a)    Stimulasi saraf sensoris

     Apabila arus faradic dialirkan ke dalam tubuh timbul perasaan tertusuk-tusuk halus, ini disebabkan oleh stimulasi pada saraf sensoris. Tusuk-tusuk halus ini hanya ringan karena durasinya pendek. Stimulasi pada saraf sensoris mengakibatkan vasodilatasi pembuluh darah superficial sehingga kulit nampak kemerah-merahan (erythema).

(b)    Stimulasi saraf motoris

     Arus faradic dapat merangsang saraf motoris. Apabila intensitas cukup besar akan menimbulkan kontraksi otot yang dipersarafi oleh saraf yang distimulasi. Oleh karena stimulasi berfrekuensi 50 cycle/detik maka kontraksinya tetanic. Apabila kontraksi tadi dibiarkan cukup lama, otot akan kelelahan sehingga arus faradic pada umumnya diputus-putus atau disurged untuk memberikan kesempatan otot beristirahat.

( c ) Efek kontraksi

     Apabila suatu otot-otot berkontraksi akibat stimulasi, peristiwa-peristiwa yang terjadi di dalam otot sama halnya pada kontraksi voluntary. Terjadi penambahan metabolisme yang menyebabkan kenaikan kebutuhan, oksigen dan sari-sari makanan serta penambahan metabolit. Metabolisme menyebabkan vasodilatasi kapiler dan anterior sehingga suplay darah ke otot bertambah. Semakin otot berkontraksi dan relaxasi, timbul efek pemompaan darah vena dan lympe di dalam dan sekitar otot. Apabila kontraksi otot cukup kuat sehingga menimbulkan gerak sendi, hal ini juga memberikan efek pemompaan yang memperlancar peredaran darah vena dan lympe.

(d)   Efek pada otot inervated

     Intensitas yang diperlukan untuk menghasilkan kontraksi otot inervated dengan durasi 1 milli second biasanya terlalu melebihi toleransi. Oleh karena itu arus faradic dapat digunakan untuk merangsang otot inervated.

(e)   Efek kimia

     Suatu efek kimia akan terjadi pada elektroda, apabila arus searah mengalir melalui elektrolit. Jika efek kimia tadi menyentuh kulit, kulit tersebut akan terbakar, tetapi apabila arus bolak-balik ion-ion bergerak ke suatu arah pada fase berikutnya. Tetapi bila grafik tidak simetris, efek kimia tidak seluruhnya dinetralisir sehingga akan kemungkinan burn meskipun ringan. Kemungkinan ini dapat diperkecil apabila durasinya pendek.

2)        Efek teraupetik arus faradic

     Efek teraupetik yang dihasilkan arus faradic terutama digunakan untuk menimbulkan kontraksi inervated. Arus biasanya di surged sehingga otot berkontraksi secara meningkat, begitu pula relaxasinya. Kontraksi yang ditimbulkan hampir mirip dengan kontraksi voluntary.

(a)      Fasilitasi kontraksi otot

     Apabila penderita mengalami kesulitan untuk mengadakan kontraksi, arus faradic dapat membantunya. Efek ini nampak sekali apabila kontraksi otot telah terhambat oleh nyeri atau injury yang baru di masa stimulasi dapat memberikan fasilitasi lewat mekanisme muscle spindle.

     Apabila terjadi kontraksi otot, impuls timbul dari gamma neuron menuju ke serabut-serabut saraf intrafusal yang menyebabkan serabut saraf tersebut berkontraksi. Kontraksi menimbulkan ketegangan yang mengaktifkan organ-organ receptor dalam muscle spindle untuk selanjutnya impuls diteruskan ke medula spinalis. Kesemuanya ini mengakibatkan kenaikan exitabilitas alpa neuron sehingga fasilitasi pada transmisi impuls ke serabut-serabut extrafusal dari motor unit yang bersangkutan, yang kemudian berkontraksi. Pada waktu yang sama impuls dan muscle spindle menyebabkan inhibisi pada alpha neuron sehingga menghambat impuls dan motor unit. Apabila serabut-serabut saraf afferen dan muscle spindle dirangsang secara elektris, hal ini mengurangi inhibisi sehingga mempermudah jalannya impuls ke otot dan juga memberikan relaxasi pada otot antagonis.

(b)      Mendidik kembali fungsi kerja otot

     Ketidakmampuan penderita untuk mengkontraksikan otot secara volunter dapat disebabkan oleh salah fungsi yang cukup lama. Pada kontraksi tersebut stimulasi faradic dapat diberikan untuk mendapatkan kontraksi dan membantu dalam memperbaiki perasaan gerak. Otak akan mengenal gerak, bukan kerja otot, sehingga stimulasi diberikan sedemikian sehingga menimbulkan gerak yang normal. Pada waktu yang sama penderita harus coba menggerakkan stimulasi ini permulaan latihan-latihan aktif, apabila kontraksi aktif telah diperoleh stimulasi harus segera dihentikan.

(c)    Mendidik fungsi otot yang baru

     Setelah tendon transfer ataupun operasi-operasi yang pernah dilakukan, suatu otot berbeda fungsinya dari fungsi semula, untuk itu suatu pola gerakan yang baru perlu dikembangkan. Otot yang bersangkutan dirangsang dengan arus faradic sehingga timbul gerak yang baru, sementara penderita memusatkan ke arah gerak tersebut dan berusaha menggerakkan secara volunter. Dengan demikian fungsi otot yang baru dapat dilatih meskipun memerlukan waktu yang cukup lama.

(d)    Melatih otot yang paralisis

     Pada kerusakan saraf perifer, misalnya neuropraxia, impuls dari otak tidak sampai pada otot yang disarafi, akibatnya kontraksi voluntary hilang. Apabila saraf tidak mengalami degenerasi, stimulasi dengan arus faradic di sebelah distal kerusakan akan menimbulkan kontraksi. Dengan demikian stimulasi dengan arus faradic dapat digunakan untuk melatih otot-otot yang paralisis.

     Apabila suatu saraf terpotong, axon akan mengalami degenerasi, sehingga stimulasi faradic akan dapat menimbulkan kontraksi. Proses ini membutuhkan waktu beberapa lama. Hari pertama sesudah injury, saraf masih dapat dirangsang dengan faradic. Pada saat demikian faradic dapat digunakan.

(e)    Mencegah dan melepaskan perlengketan jaringan

     Apabila terjadi efusi ke dalam jaringan, maka perlengketan jaringan akan mudah terjadi. Perlengketan tersebut dapat dicegah dengan selalu menggerakkan struktur-struktur di daerah tersebut. Jika latihan-latihan aktif tidak memungkinkan,stimulasi dengan arus faradic dapat diberikan. Perlengketan yang telah terjadi dapat dibebaskan dan diulur dengan kontraksi otot.

c.      Metode Pengobatan Faradic

1)      Stimulasi secara motor point

     Pada metode ini, otot dirangsang dengan meletakkan pad/electode ditiap titik motor point otot. Setiap titik motor point otot yang dirangsang biasanya tiga puluh kali ( 30 X ) kontraksi dan dapat diulang 3 x setiap motor point setelah itu dipindahkan ke titik motor point yang lain. Lama terapi biasanya 15 menit. Kerugian dari metode ini jika banyak otot yang akan dirangang, sulit untuk mendapatkan jumlah kontraksi yang cukup dari masing- masing otot.    

     Keuntungan dari metode ini adalah bahwa masing-masing otot berkontraksi sendiri-sendiri dan kontraksinya maksimal. Kerugian dari metode ini adalah jika banyak otot yang akan dirangsang, sulit untuk mendapatkanjumlah kontraksi yang cukup untuk masing-masing otot.

2)  lasi secara group

     Pada metode ini, semua otot dari suatu group otot berkontraksi bersama, menggunakan dua electode yang difixir. Satu electode dapat dirangsang pada nervetrunk atau pada daerah origo, sedang electode yang satu lagi dipasang pada daerah motor point. Semua otot dari group otot berkontraksi bersama sehingga sangat efektif untuk mendidik otot yang bekerja secara group. Metode ini juga memungkinkan otot untuk berkontraksi lebih banyak dibanding pada metode motor point. Kerugiannya ada beberapa otot dari group itu tidak berkontraksi dengan baik karena letaknya lebih dalam.

d.      Indikasi dan kontra indikasi arus faradisasi

1)      Indikasi

     a)      Keluhan nyeri

     b)      Hiper tonik atau spastic

     c)      Kelumpuhan/kelemahan

     d)      Gangguan vegetative

2)      Kontra indikasi

     a)      Penyakit arteri

     b)      Pembentukan thrombus

     c)      Infeksi akut

     d)      Gangguan sensibilitas

Ditulis Oleh : "Ade Putra Suma"
ade putra suma Terima Kasih atas kunjungan Anda. Saat ini Anda sedang membaca artikel tentang Paradisasi Atau Paradik. Jika Anda ingin mengcopy-paste atau menyebar-luaskan artikel ini, jangan lupa untuk meletakkan link dibawah ini sebagai sumbernya, Terima Kasih.
Artikel Terkait:

Belum ada komentar untuk "Paradisasi Atau Paradik"

Posting Komentar