1. Definisi
Dislokasi shoulder adalah cidera pada persendian yang mana kepala tulang (caput humeri) lepas atau bergeser dari mangkoknya (cavitas glenoidalis). Sedangkan immobilisasi adalah meniadakan gerakan pada dua sisi sendi antara lain sendi distal cidera dan sendi proximal cidera dalam waktu yang relatip lama. Pada kasus ini alat yang digunakan untuk mengimmobilisasi digunakan elastis bandage selama 3 – 6 minggu.
2. Patologi
Sendi Bahu merupakan salah satu sendi besar yang paling sering terjadi dislokasi hal ini disebabkan karena rentang gerakan sendi bahu, mangkuk sendi glenoid yang dangkal serta pelonggaran dari ligamen. Dalam hal ini penulis akan membahas tentang patologi dari dislokasi shoulder joint.
3. Etiologi
Adapun etiologi yang menyebabkan dislokasi shoulder adalah karena trauma yang datang dari arah anterior atau jatuh yang posisi lengan dalam keadaan hiper flexi akibat tekanan dalam usaha untuk mempertahankan tubuh atau karena over use (penggunaan gerakan yang berlebihan) dari sendi glenohumeral. Bisa juga karena cidera akibat dari benturan yang terjadi secara tiba-tiba yaitu baik langsung maupun tidak langsung.
4. Perubahan patologi
Terlepasnya caput humeri dari cavitas gleoidalis akan menyebabkan hilangnya continuitas normal sendi glenohumeral yang mengakibatkan gangguan atau kerusakan pada otot-otot rotator cuff. Kerusakan jaringan tersebut akan di ikuti dengan kerusakan dari pembuluh darah, yang menimbulkan pembengkakan (oedema).
5. Tanda dan gejala
Tanda dan gejala dari dislokasi shoulder adalah terlepasnya caput humeri dari cavitas gleinodalis yang menonjol kearah anterior, sehingga menimbulkan adanya masalah salah satunya adalah nyeri (nyeri tekan dan nyeri gerak), karena adanya kerusakan jaringan disekitar persendian serta posisi dari lengan yang selalu menempel pada tubuh dengan lengan bawah exorotasi.
Adapun tanda dan gejala yang sering di jumpai pada kondisi dislokasi shoulder adalah sebagai berikut:
1) Nyeri (nyeri tekan dan nyeri gerak)
Nyeri ini timbul karena adanya kerusakan jaringan lunak maupun pemendekan otot-otot rotator cuff yang disertai penyumbatan pembuluh darah maupun saraf disekitar sendi bahu.
2) Spasme otot
Spasme ini disebabkan oleh rasa nyeri yang merangsang reaksi protektif dari tubuh sehingga mengakibatkan sirkulasi darah tidak lancar.
3) Keterbatasan gerak sendi (stiff joint)
Karena adanya kerusakan disekitar persendian (cairan sendi meningkat), pembuluh darah yang mengalami gangguan akan mengeluarkan cairan exaudat dari daerah persendian (tergantung arah dislokasi) didalam persendian itu sendiri.
4) Gangguan fungsional
Merupakan akibat gejala-gejala yang telah disebutkan, dimana penderita dislokasi shoulder ini akan merasa terganggu saat melakukan aktifitasnya, seperti : menyisir rambut, memakai baju, mengendarai sepeda motor, dll.
6. Komplikasi
Beberapa komplikasi yang dapat terjadi dari kondisi dislokasi shoulder post immobilisasi ini adalah:
1) Nekrosis jaringan
Dislokasi dapat menyebabkan penekanan pembuluh darah yang berada di daerah persendian shoulder.
2) Atropi otot
Atropi otot terjadi karena kurangnya darah sebagai pembawa nutrisi keotot-otot disekitar persendian dan lengan bawah serta tidak adanya pergerakan dalam waktu yang lama, maka otot-otot mengalami pengecilan.
3) Kelemahan pada otot
Dengan mengistirahatkan otot-otot dalam waktu yang lama akan menyebabkan kekuatan otot tersebut menjadi berkurang.
4) Perubahan postur
Akibat dari terjadinya dislokasi shoulder mengakibatkan adanya perubahan postur pada tubuh yaitu kyposis dan scoliosis. Kyposis terjadi karena adanya kelemahan otot-otot disekitar shoulder. Sehingga penderita lebih cenderumg bungkuk ke depan, sedangkan scoliosis terjadi akibat penderita menghindari rasa nyeri sehingga penderita sering memiringkan tubuhnya kesisi yang sakit.
7. Prognosa
Dislokasi shoulder jika ditangani secara cepat oleh tim rehabilitasi medis terutama fisioterapi maka keadaan ini akan memproleh hasil yang oftimal dalam waktu yang singkat, maka dikatakan prognosisnya baik, sebaliknya bila kasus ini tidak ditangani secara dini maka dapat menimbulkan kecacatan maka dikatakan prognosisnya jelek.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar