Fisioterapi Pada Penderita Tendinitis Patella Atlet Volli (BAB I)



BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang Masalah
Tendinitis patella, juga dikenal sebagai knee jumper, adalah kondisi peradangan yang relatif umum yang menyebabkan nyeri pada aspek (depan) anterior lutut. Mekanisme ekstensor , yang mencakup otot paha depan dan tendon patella, menghubungkan patela (tempurung lutut) untuk femur (tulang paha) dan tibia (tulang kering). Tendinitis patella dimulai sebagai peradangan tendon patela mana melekat ke patela. Ini juga bisa maju dengan merobek atau degenerasi tendon.
Knee jumper adalah cedera berlebihan bahwa hasil dari overloading berulang dari mekanisme ekstensor lutut. Microtears pada tendon patella sering melebihi kemampuan tubuh untuk menyembuhkan daerah tersebut kecuali kegiatan yang memberatkan dihentikan untuk jangka waktu tertentu. knee jumper terjadi pada berbagai jenis atlet tetapi paling sering terjadi dalam olahraga seperti basket, voli, atau sepak bola, yang membutuhkan gerakan melompat. Pembebanan eksentrik, yang merupakan kontraksi otot ketika sedang memanjang, terjadi ketika mendarat dari melompat atau melambat. Beban lutut hingga 7 kali berat badan terjadi pada pemain sepak bola saat menendang dan antara 9 dan 11 kali berat tubuh pemain voli terjadi pada saat mendarat. Ini beban eksentrik diperkirakan menjadi penyebab utama overload pada knee jumper.
Pasien dengan knee jumper mengalami nyeri di daerah tendon patela, biasanya dekat keterikatan untuk patela. Ini biasanya dimulai sebagai rasa nyeri, tetapi secara bertahap dapat meningkat. Awalnya, rasa sakit biasanya dirasakan setelah permainan atau latihan, tetapi pada kondisi kronik, seseorang mungkin merasa kekakuan dan bengkak pada lutut. Dari sudut pandang diagnostik, gejala dapat dibagi menjadi 4 tahap. Pada tahap 1, rasa sakit hanya terjadi setelah aktivitas. Kondisi ini tampaknya tidak mengganggu orang sebelum atau pada saat kegiatan tersebut. Pada tahap 2, nyeri hadir di awal suatu kegiatan, tampaknya menghilang setelah pemanasan sebentar, dan kemudian muncul kembali setelah aktivitas. Pada tahap ini, atlet biasanya tidak terkena dampak. Pada tahap 3, nyeri terjadi selama dan setelah aktivitas, mempengaruhi kinerja. Pada tahap 4, tendon pecah, menyebabkan kelemahan kronis tendon.

B.  Rumusan Masalah
Dari masalah yang ada pada penderita tendinitis patella ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
1.      Apakah dengan pemberian ultra sound dan Terapi Latihan pada penderita tendinitis patella atlet voli dapat mengurangi nyeri ?
2.      Apakah dengan pemberian Terapi Latihan dapat meningkat kan Luas Gerak Sendi pada  penderita tendinitis patella atlet voli ?

C.    Tujuan Penulisan
Dari masalah yang tim­bul maka tujuan yang hendak dicapai meliputi :
1.        Mengetahui manfaat Ultra Sound dan Terapi Latihan terhadap pengurangan nyeri pada kasus tendinitis patella atlet voli.
2.        Mengetahui pengaruh Terapi Latihan terhadap peningkatan Lingkup Gerak Sendi pada tendinitis patella atlet voli.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar