Penatalaksanaan Ultra Sound dan Contract Rileks Streching Pada Penderita Spondyloartrosis Cervical


BAB I
PENDAHULUAN
 
A. Latar Belakang Masalah

 

          Vertebra atau tulang belakang merupakan tulang yang sangat penting bagi manusia. srukturnya terdiri dari ruas-ruas tulang yang tersusun secara vertical sehingga membentuk postur tubuh manusia menjadi tegak. ruas-ruas itu terdiri dari tujuh ruas tulang cervical, dua belas ruas tulang thoracal, lima tulang lumbal, sacrum dan koksigeus, selain itu tulang vertebra merupakan tempat keluarnya medulla spinalis dan roots nerve. saraf-saraf ini kemudian menjalar keseluruh tubuh sebagai media untuk menghantarkan impuls untuk mengeksekusi perintah tersebut. medulla spinalis dan akar saraf merupakan bagian yang sensitive pada tulang belakang. sehingga apa bila ada kerusakan saraf akan terjadi gangguan – gangguan yang sesuai dengan lesi saraf nya, baik itu pada tingkat dermatom ataupun miotom. Kerusakan ini bisa muncul karena berbagai penyebab, seperti trauma, postur yang salah patologis atau degenerasi.

          Lesi pada ruas-ruas belakang membawa dampak yang berbeda, tergantung pada tingkatan ruas mana yang terkena. Salah satu contohnya gangguan brachialgia karena penjepitan atau penekanan pada saraf-saraf yang keluar melalui ruas tulang cervical. Gangguan ini akan berdampak disepanjang perjalanan saraf yang terkena, dalam kasus ini yang terkena adalah bagian lengan. Gejalanya dapat terasa mulai dari shoulder sampai kejari-jari tangan.

          Spondyloartrosis adalah kumpulan dari gejala-gejala yang timbul akibat adanya gangguan di daerah leher yang menyebabkan tekanan atau iritasi rangsangan pada akar saraf cervical.
Denagn latar belakang diatas maka fisioterapi sebagai salah satu tim pelayanan medis yang berperan dalam mengatasi masalah-masalah atau gangguan yang timbul pada penderita spondyloartrosis cervical dengan pemberian Ultra Sound dan teknik kontra rileks stretching. Untuk mengurangi nyeri sehigga pasien diharapkan dapat kembali menjalani aktifitas semaksimal mungkin.

B. Rumusan Masalah
 
  1. Apakah Ultra Sound dan Contract Rileks Streching dapat mengurangi rasa nyeri pada penderita spondyloartrosis cervical ?
  2. Apakah Ultra Sound dan Contract Rileks Streching dapat meningkatkan luas gerak sendi pada penderita spondyloartosis cervical ?
C.  Tujuan penulisan
 
  1. Mengetahui manfaat Ultra Sound dan Contract Rileks Streching dalam mengurangi rasa nyeri pada penderita spondyloartrosis cervical.
  2. Mengetahui manfaat Ultra Sound dan Contract Rileks Streching dalam meningkatkan luas gerak sendi pada penderita spondyloartrosis cervical.
 
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Deskripsi kasus

1. Definisi
          Spondyloartrosis cervical adalah kondisi dimana terjadi perubahan degenerative antara sendi intervertebralis antara corpus dan discus. Spondyloartrosis merupakan bagian dari osteoarthritis yang juga dapat menghasilkan perubahan degenerative pada sendi-sendi synovial sehingga dapat terjadi pada sendi-sendi apophi seal tulang belakang. secara klinis kedua perubahan degenerative tersebut terjadi secara bersamaan.

          Spondyloartrosis cervical merupakan suatu kondisi proses degenerasi pada discus intervertebralis dan jaringan pengikat persendian antara ruas-ruas tulang belakang.

2. Anatomi Dan Fungsional
a. Tulang
          Columna vertebralis merupakan poros tulang rangka tubuh yang memungkinkan untuk bergerak. Terdapat 33 columna vertebralis, meliputi 7 columna vertebralis cervical, 12 columna vertebralis thoracal, 5 columna vertebralis lumbal, 5 columna vertebralis sacral, dan 4 columna vertebralis coccyx. vertebra sacral dan coccygeal menyatu menjadi sacrum-coccyx pada umur 20-25 tahun. columna vertebralis juga membentuk saluran untuk spinal cord. Spinal cord merupakan sruktur yang sangat sensitive dan penting karena menghubungkan otak dan system saraf ferifer.

b. Tulang Vertebra
          Tulang vertebra mempunyai suatu bentuk tertentu tapi bukan merupakan suatu tiang yang lurus melainkan membentuk suatu lengkungan yang cembung kebelakang dan cembung kedepan pada bidang sagital. Yaitu kiyposois thorakalis dan sacralis sertalordosis cervical dan lumbal. selain itu juga ada scoliosis yang melengkung kesamping dalam bidang frontal. Columna vertebralis membentuk sruktur dasar batang badan yang terderi dari 32-33 ruas vertebra dan terbagi menjadui : 7 vertebra cervicalis, 12 vertebra thorakalis, 5 vertebra lumbalis, 5 vertebra sacralis, 3-4 coccygealis.

c. Tulang Cervical
          Cervical spine terdiri dari atas 7 vertebra dan 8 saraf cranial. Fungsi utama leher adalah menghubungkan leher dengan tubuh stabilitas kepala tergantung 7 buah vertebra cervical. Hubungan antara vertebra cervical melalui suatu susunan persendian yang cukup rumit. Gerakan dimungkinkan karena adanya berbagai persendian. Facet joint yang ada di posterior memegang peranan penting.
spondyloartrosis cervical

Gambar 3.2 Tulang Punggung. Columna Vetebralis
 

persendian tersebut terdiri dari :
1) Atlanto ocsipitalis ( C0-C1)
          Merupakan sendi synovial jenis ovoid yang di bentuk inferior artikula face atlas. Gerak utama fleksi-ekstensi sehingga dikenal sebagai yes joint.
2) Atlanto axialis (C1-C2)
          Merupakan sendi synovial jenis sendi putar dibentuk oleh atlas arcdengan dens dimana gerak utamanya rotasi kiri kanan, sehingga dikenal sebagai no joint.
3) Intervertebral joint(C2-C7)
          Gerakan ke segala arah, dengan gerakan dominan seperti fleksi ekstensi dan lateral fleksi.

1. Ligamen
          Ligamen merupakan jaringan ikat yang berbentuk seperti tali atau pita yang berfungsi sebagai penghubung tulang-tulang dan menstabilkan sendi. Ligament yang memperkuat cervical, antara lain:

  • Ligamentum longitudinal anterior dimulai dari tulang occipital atau tuberkulum anterius atlas berjalan turun kebawah anterior terhadap permukaan corpus vertebra sampai kesacrum. ligagamen tersebut semakin melebar kekaudal dan seslalu terikat erat daengan corpus vertebra, tetapi tidak pada discus intervertebralis. Ligament longitudinal anterior yang kuat menghubungkan bagian depan corpus.
  • Ligamen longitudinal posterior berasal dari tulang occipital dabn berjalan kebawah sepanjang permukaan belakang corpus vertebra dan berakhir di sacrum. Ligament ini terikat erat pada discusintervertebralis dan merupakan ligament yang lebih lemah tapi sensitive terutama terhadap rangsang nyeri dan berfungsi untuk membatasi gerakan utama pada gerakan fleksi-ekstensi dan melidungi discus interverteralis.
  • Ligamen flavum merupakan ligament vertebralis yang paling lentur terbentang luas secara segmental antara arcus vertebra. ligamentum flanvum membatasi sebelah medial dan sisi dorsal foramen intervertebralis. Walaupun dalam keadaan istirahat ini teteap tegang.sewaktu fleksi columna vertebra ligament ini menjadi lebih terenggang dan membantu columna vertebralis kembali dalam sikap tegak.
  • Ligamen nuchea terbentang dari crista occypitalis externasampai processus spinosus vertebra cervicali. pada posisi sagital memungkinkan tempat melekatnya otot-otot dan terus kebawah pada daerah cervical sebagai ligamentum interspinal dan ligament supraspina.
  • Ligamentum intertranversum dan interspinal merupakan jaringan ikat yang pendek diantara processus taranversus.
  • Ligamen interspinal merupakan ligament vertebralis yang kuat dan dimulai processus spinosus verterbra cervicalis ketujuh dan terbentang sampai sejauh sacrum dan menhghubungkan vertebra dan sacrum
2. Corpus
Corpus dapat dibedakan beberapa daratan yaitu :
  • Facies ventralis convek dari arah kanan ke kiri, akan tetapi concave dari cranial dan caudal
  • Facies dorsalnya concave
  • Diantara facies superior dan facies inferior terdapat bangunan seperti tulang rawan yang disebut discus intervertebralis

3. Arcus
          Arcus merupakan lengkungan simetris disebelah kanan dan kiri. Arcus berpangkal pada arcus untuk menuju kearah dorsal. Pangkalnya disebut radiks arcus vertebralis.
Disebelah belakang kedua lengkung bertemu dilinea mediana, untuk melanjutkan diri sebagai tonjolan seperti duri yang disebut prosesus spinosus.

Pada batas antara radiks dan arcus terdapat dua pasang tonjolan yang yang terletak ventrikal yaitu :
a) sepasang terdapat disebelah cranial disebut : processus artikularis superior, yang mempunyai daratan sendi yang disebut facies articularis superior
b) sepasang terdapat di daratan caudal disebut : processus articularis inferior, dengan daratan sendinya yang disebut facies articularis inferior pada batas daratan radiks dan arcus masih ada penonjolan meruncing kearah lateral yang disebut processus tranversus.

Terdapat dua macam incisura yang ada disebelah bawah yaitu :

  1. Di sebelah atas : incisura superior
  2. Di sebelah bawah : incisura inferior

          Incisura tersebut bersama-sama membentuk suatu lubang yaitu disebut : Foramen intervertebrae. Yang dilalui oleh saraf-saraf yang berpangkal pada medulla spinalis.

4. Foramen
          Foramen merupakan suatu lubang yang dibentuk oleh arcus vertebra. Vertebra membentuk suatu columna vertebralis, dan dengan sendirinya membentuk suatu canalis yang disebut dengan canalis vertebrae. Di dalam columna vertebra di tempati oleh medulla spinalis (sumsum tulang belakang).

5. Persarafan
          Delapan saraf cervical berasal dari medulla spinalis segmen servical, 7 saraf cervical keluar dari medulla spinalis diatas vertebra yang bersangkutan, namun saraf cervical ke 8 keluar dari medulla spinalis di bawah VC7 dan diatas Vth1 serta costa pertama, saraf-saraf ini memberi layanan saraf sensorik pada tubuh bagian atas dan bagian eksremitas superior berdasarkan dermatom.

6. Discus vertebra cervical
          Discus intervertebralis adalah lempengan lempengan kartilago yang berbentuk suatu bantalan diantara dua tulang belakang. Material yang keras dari fibrosa di gabungkan dalam satu kapsul. Bantalan seperti bola di bagian tengah discus dinamakan nucleus pulposus. Discus pada vertebra cervical lebih kecil disbanding thoracal dan lumbal terdiri dari nucleus pulposus,annulus fibrosus, dan 2 cartilaginous end plate. lebih tertutup tulang bila di bandingkan dengan vertebra yang lain.

7. Peredaran darah
          Sistem peredaran darah yang merupakan satu jalan untuk memberikan nutrisi pada jaringan-jaringan yang terdapat disekitar tubuh untuk daerah bahu, system peredaran darah arteri dan vena yaitiu :

a. Sistem peredaran darah arteri
          Peredaran darah pada leher dimulai dari arcus aorta lalu bercabang di truncus brachiophalikus menjadi carotis comunis dan subclavi kemudian bercabang menjadi arteri subclavia kemudian subclavia bercabang menjadi arteri vertebralis dan arteri axillaris dari arteri vertebralis darah masuk ke arteri vertebralis.

8. System peredaran darah vena
Sistem peredaran darah vena dibagi menjadi dua bagian yaitu :
a. Vena supervikal
          Vena ini yang behubung dengan daerah shoulder yaitu bagian vena chapalica yang berasal dari dorsal processus stiloideus radii, berjalan ditepi lengan bawah dan setelah sampai di lengan atas berjalan diluar fascia brachii yang kira-kira tepat pada caput brevis dan caput longum otot bicep brachi. Setelah sampai dikaudal otot pectoralis mayor, berjalan di dalam sulcus deltoid pektoralis kemudian berjalan dan bermuara dalam vena axillaris.

b. Vena provundus
          Vena provundus ini berada daerah bahu mengikuti arteri-arteri sesuai dengan percabangan arteri yang ada. Adapun percabangan nya sebagai berikut :

  1. Vena axillaris
              Berjalan bersama arteri axillaris merupakan vena terbesar pada vena yang melewati fossa axillaris, setelah sampai pada margo lateralis pada costa yang pertama yang di sebut vena subclavia.
  2. Vena bronchialis
              Vena ini mengikuti arteri brachialis yang kemudian menggabungkan diri pada setiap cabang-cabang yang menyilang dari otot teres mayor atau otot scapularis, dibagian medial vena ini mengeluarkan vena brachialis lateral vena axillaris.

3. Patologi
          Patologi merupakan ilmu yang mempelajari sebab-sebab dari suatu penyakit. Dimana patologi mencakup etiologi, tanda dan gejala, komplikasi, prognosis, gerak dan fungsi, perubahan patologi.

4. Etiologi
          Pada kasus spondyloartrosis cervical terjadi perubahan discus intervertebralis, pembentukan osteofit paravertebra dan facet serta perubahan arcus laminalis posterior. Osteofit yang terbentuk seringkali menonjol kedalam foramen intervertebra dan mengadakan iritasi atau menekan akar saraf. Ekstensi cervical dapat meningkatkan intensitas rasa nyeri. perubahan-perubahan ini sering tampak antara VC5-Th1, menyebabkan timbulnya gejala kaku (stiffness) pada cervical spine bawah dan tidak jarang menimbulkan hipermobilitas kompensatorik cervical spine atas.

          Penyebab lain yang menimbulkan spondyloartrosis cervical adalah sikap tubuh atau postur tubuh yang buruk, mengangkat beban yang tidak tepat dan terlalu berat, strees dan ketegangan yang disebabkan dari duduk untuk jangka waktu yang lama dan kurangnya berolahraga juga dapat penyebab timbulnya penyakit ini.

5. Perubahan Patologi
          Degenerasi yang terjadi pada discus menyebabkan fungsi discus sebagai shock ab sorber, yang kemudian akan menimbul osteofit yang menyebabkan penekanan pada radiks, medulla spinalis dan ligament yang pada akhirnya timbul nyeri yang menyebabkan penurunan mobilitas, toleransi jaringan terhadap suatu regangan yang diterima menurun sehigga tekanan selanjutnya akan oleh facet joint.degenerasi pada facet joint akan diikuti oleh timbulnya penebalan sub shondral yang kemudiamn terjadi osteofit yang dapat menyebabkan terjadinya penyempitan pada foramen intervertebralis. Hal ini akan menyebabkan terjadinya kompresi/penekanan pada isi foramen intervertebralis ketika gerakan ekstensi, sehingga timbul nyeri yang pada akhirnyan akan menyebabkan penurunan mobilitas/jaringan terhadap suatu regangan yang di terima menurun.

          Pada uncinat yang memang sebagai sendi palsu yang terus mengalami friksi dan iritasi terus menerus akan timbul osteofit juga yang kemudian akan menekan kanalis spinalis sehingga timbul nyeri dan menurunkan mobilitas/toleransi jaringan terhadap suatu regangan.

          Berkurangnya tinggi diskus akan diikuti pengunduran ligament yang mengakibatkan fungsinya berkurang dan instabilitas.akibat nya nucleus pulposus dapat berpindah kearah posterior, sehigga menekan foramen longitudinal posterior menimbulkan nyeri dan menurunkan mobilitas/toleransi jaringan terhadap suatu regangan.

          Spasme otot-otot cervical juga dapat menyebabkan nyeri karena iskemia dari otot tersebut menekan pembuluh darah sehingga aliran darah akan melambat dan juga terjadi penurunan mobilitas/toleransi jaringan terhadap suatu regangan. Dari kesemua factor diatas akan menurunkan lingkup gerak sendi pada servikal.

6. Tanda dan gejala
a. Nyeri leher
          Gejala utama biasanya berupa nyeri pada bagian belakang leher atau daerah sekitar nya (M.trapezius) timbulnya nyeri terjadi secara perlahan-lahan walaupun terkadang timbul mendadak. Rasa nyeri sendiri biasanya bersifat kronik dan dihubungkan dengan adanya aktifitas yang berat atau keadaan umum yang menurun. Terkadang rasa nyeri menjalar kebahu atau lengan atas dan juga bisa mengenai daerah cervical atas yang menyebabkan nyeri occipital.

b. Kaku leher ( stiffness)
          Kaku leher dimulai pada pagi hari dan makin bertambah dengan aktivitas. Gerakan leher menjadi terbatas dan terkadang disertai dengan krepitasi dan nyeri.

c. Spasme otot cervical juga dapat menyebabkan iskemia dari otot tersebut
          Menekan pembuluh darah sehigga aliran darah akan melambat dan juga terjadi penurunan mobilitas/toleransi jaringan terhadap suatu regangan. Dari kesemua factor diatas akan menimbulkan penurunan lingkup gerak sendi pada cervical.

7. Komplikasi
          Spondyloartrosis cervical merupakan penyebab paling umum dari disfungsi saraf tulang belakang pada orang dewasa yang lebih tua. Pada sejumlah kasus spondyloartrosis cervical dapat memampatkan satu atau lebih saraf tulang belakang –sebuah kondisi yang disebut radikulopati cervical. Taji tulang dan penyimpangan lain yang disebabkan oleh spondyloartrosis cervical juga dapat mengurangi diameter kanal yang saraf tulang belakang. Ketika saluran spinal menyempit ketitik yang menyebabkan cedera tulang belakang. Kondisi yang dihasilkan disebut sebagai myelopathy serviks. Kedua radikulopati servikal dan myelopathy serviks dapat mengakibatkan cacat permanen.

8. Prognosis
          Prognosis untuk spondyloartrosis cervical sangat baik bila di tangani sedini mungkin dengan tepat dan intensif.

9. Diagnosa
          Untuk menentukan atau menegakkan diagnose pada kondisi spondyloartrosis cervical diperlukan suatu anamnesis yang meliputi pemeriksaan fisik (vital sign, inspeksi, palpasi, pemeriksaan gerak, kemampuan fungsional, dan lingkungan aktivitas), dan pemeriksaan spesifik meliputi: pemeriksaan kekuataan otot,pemeriksaan luas gerak sendi, tes khususnya kompresi, dan pemeriksaan MRI, berdasarkan pemeriksaan tersebut, maka diperoleh diagnose: spondyloartrosis cervical.

10.  Diagnosa banding
a. Hernia nucleus pulposus (HNP)
          HNP adalah salah satu akibat dari trauma yang mengenai diskus intervertebralis. Pada tahap pertama robeknya annulus fibrosus dan menjebolkan hernia nucleus pulposus ke kanalis vertebralis berarti bahwa nucleus pulposus menekan pada radiks yang bersama-sama dengan arteria radikular berada dalam bungkusan dura.

b. Spondylosis
          Spondylosis adalah kelainan degeneratif yang menyebabkan hilangnya struktur dan fungsi normal spinal. Walaupun peran proses penuaan adalah penyebab utama, lokasi dan percepatan degenerasi bersifat individual. Proses degeneratif pada regio cervical, thorak, atau lumbal dapat mempengaruhi discus intervertebral dan sendi facet.

 

B. Problematika fisioterapi

          Permasalahan fisioterapi meliputi hal-hal yang berhubungan dengan kapsitas fisik dan gangguan fungsional. Permasalahan kapasitas fisik yang dapat ditemui adalah nyeri pada daerah leher,spasme dan adanya keterbatasan lingkungan gerak sendi baik aktif maupun pasif .sedangkan permasalahan kemampuan fungsional dapat di temui adanya kesulitan seperti melihat keatas dan kebawah.

1. Impairment
          Problematika yang berkaitan dengan impairment yaitu adanya nyeri yang menyebabkan spasme otot-otot di daerah leher atau cervical sehingga menyebabkan limitasi gerakan fleksi , ekstensi dan lateral fleksi. Penurunan kekuatan otot karena kurang aktifitas atau gerakan ,serta penurunan lingkup gerak sendi vertebra karena nyeri. Dan spasme otot ini timbul karena adanya rasa nyeri yang di rasakan penderita, yang mengakibatkan otot berkontraksi sehingga mengalami ketegangan. Ketegangan otot terkadang dirasakan satu sisi.

2. Fungctional limitation
          Fungctional limitation adalah suatu problem berupa penurunan atau keterbatasan dalam melakukan aktifitas fungsional yang merupakan akibat dari impairment sehingga penderita cendrung tidak mau menggerakan leher nya untuk melakukan aktifitas sehari-hari karena rasa nyeri yang sangat meganggu. Fungsional limitation yang dialami penderita spondyloartrosis cervical berupa gangguan untuk melihat kiri kanan atas dan bawah, duduk dalam waktu yang lama. berdiri dan berjalan lama karena tekanan pada discus intervertebralis osteofit. Dan timbul gejala-gejala sepertinya timbulnya kekakuan pada leher dan adanya keterbatasan gerak leher.

3.  Disability
          Disability merupakan ketidak mampuan dalam melakukan kegiatan yang berhubungan dengan lingkungan pasien yaitu penderita mengalami kesulitan dalam melakukan aktifitas karena adanya gangguan keterbatasan gerak pada leher gangguan tersebut antara lain : keterbatasan gerak dan nyeri pada saat menoleh dan mengangkat bahu. Dan penderita kesulitan dalam berinteraksi dengan orang lain seperti pada saat berbicara penderita masih kesulitan untuk menoleh ke kiri dan ke kanan, pada saat berjalan, dan dari duduk keberdiri.

 

C. Teknologi Internvensi Fisioterapi

1. US ( Ultrasound )
          Ultrasound terapi merupakan suatu pengobatan yang menggunakan mekanisme getaran dari gelombang suara dengan frekuensi lebih dari 20.000Hz atau 20Hz. suara adalah peristiewa getaran mekanik dengan bentuk gelombang longitudinal yang berjalan melalui medium tertentu dengan frekuensi variable.berdasarkan frekuensi suara dibagi menjadi:infrasonic (>20Hz), audiosonik 20-20.000Hz) dan ultrasonic (>20.00 atau 20KHz).

          Pembagian frekuensi ini hanya berdasarkan dapat atau tidak dapat di dengar oleh telinga manusia . pembagian ini sifatnya subyektif , karena batas pendengaran manusia akan berubah akibat bertambahnya umur.

Dalam bidang medis gelombang ultrasonic digunakan untuk :

  • Diagnosis,misalnya “Doppler Blood Flow”(Frekuensi 5-10 Hz,intensitas 203 mw/cm) dan pada “endoschopy” pemeriksaan organ dalam contohnya lambung.
  • Pembedahan,misalnya penghancuran batu kandung kemih(frekuensi 0,10 Mhz, intensitas 20 -100w/cm).
  • Terapeutik disebut juga terapi Ultrasound (frekuensi 0,7 Mhz -3Mhz , intensitas 0,1-5 w/cm) yang banyak digunakan fisioterapi dalam rehabilitas.

a) Efek Mekanik
          Gelombang masuk ke dalam tubuh, maka efek pertama yang terjadi di dalam tubuh adalah efek mekanik.gelombang US menimbulkan adanya peregangan dan perapatan dalam jaringan dengan frekuensi dari US. Oleh karena itu terjadi variasi tekanan sehingga menimbulkan efek mekanik yang biasa dikenal dengan istilah “micromassage”.

b) Efek Thermal
          Micromassage pada jaringan akan menimbulkan efek friction yang hangat. Panas yang ditimbulkan jaringan tidak sama tergantung dari nilai akustik impedance, pemilihan bentuk gelombang, intensitas yang digunakan dan durasi pengobatan. Area yang paling banyak mendapatkan panas adalah jaringan interface yaitu antara kulit dan otot serta periosteum. Hal ini disebabkan oleh adanya gelombang yang diserap dan dipantulakan. Agar efek panas tidak terlalu dominan digunakan intermiten ultra sound yang efek terapeutiknya lebih dominan di bandingkan efek panas.

c) Efek biologis
          Efek biologis yang dihasilkan merupakan hasil gabungan dari pengaruh mekanik dan thermal diantaranya, meningkatkan sirkulasi darah, relaksasi otot, meningkatkan regenerasi jaringan, pengaruh terhadap saraf perifer dan mengurangi rasa nyeri.

  • Indikasi
              Dari US adalah keadaan-keadaan post trauma seperti : Contosio distorsi, luxaxio, fraktur, rheumatoid pada stadium tidak aktif, kelainan pada sikulasi darah, penyakit-penyakit pada organ dalam, kelainan pada kulit dan luka terbuka.
  • Kontra indikasi
              Kontra indikasi absolid berupa : mata,jantung,uterus pada wanita hamil,epiphseal plates dan testis, sedangkan kontra indikasi relative yaitu : post laminectomi, hilangnya sensibilitas, endorprothese, tumor, post traumatic, tromboplebitis, varices septis infalmation dan diabetes militus. Efek thermal Ultra Sound pengaruh lebih kecil mengingat durasi panas yang diperoleh jaringan hanya selama 1 (satu) menit. Tetapi bila terkonsentrasi pada satu jaringan dapat menimbulkan ‘heat burn’, yaitu bila pada tempat menonjol atau tranduser statis.

2.  Contract Rileks Streching
          Contra rileks stretching adalah suatu teknik terapi latihan khusus yang ditujukan pada otot yang spasme, tegang/memendek untuk memperoleh pelemasan dan peregangan jaringan otot,teknik ini dilakukan kontraksi isometric, pada otot sendi bahu diperoleh gerakan minimal sendi bahu tanpa menimbulkan iritasi noxius dan sekaligus memacu sirkulasi dan proses metabolism sruktur jaringan sendi, disini akan di peroleh peningkatan kelenturan jaringan ikat sendi dan nyeri akan berkurang.

Pelaksanaan :

  • posisi pasien: tidur telentang atau duduk diatas kursi
  • kepala menunduk dan diputar keluar
  • kepala menoleh ke kanan dan kekiri dengan hitungan 8 kali
  • kepala diarahkan ke atas dan ke bawah
  • kepala di putar dari arah kanan ke kiri dan sebaliknya 8 kali putaran.

a. Aktif Stretching
          Yaitu penguluran yang dilakukan secara aktif oleh pasien sendiri, dan otot-otot pasien dalam keadaan rileks.

b. Pasif Stretching
          Yaitu penguluran yang dilakukan dengan menggunakan tenaga dari luar atau tenaga dari terapis, sedangkan otot-otot pasien dalam keadaan rileks. streching merupakan suatu gerakan baik aktif maupun pasif dimana otot berada dalam posisi mengelur,pada akhir gerakan biasanya ditahan beberapa hitungan kemudian dilakukan berulang-ulang hingga lebih kurang 8 kali penguluran. Perubahan akan terjadi pada semua jaringan selama penguluran. Efek pada spondyloartrosis tergantung pada waktu durasi peregang yang digunakan pembuluh darah akan meregangkan dengan jaringan ikat disekitarnya dan menahan peregangan yang baik pada individu sehat.

Penatalaksanaan Ultra Sound dan Contract Rileks Streching Pada Penderita Spondyloartrosis Cervical

Ditulis Oleh : "Ade Putra Suma"
ade putra suma Terima Kasih atas kunjungan Anda. Saat ini Anda sedang membaca artikel tentang Penatalaksanaan Ultra Sound dan Contract Rileks Streching Pada Penderita Spondyloartrosis Cervical. Jika Anda ingin mengcopy-paste atau menyebar-luaskan artikel ini, jangan lupa untuk meletakkan link dibawah ini sebagai sumbernya, Terima Kasih.
Artikel Terkait:

Belum ada komentar untuk "Penatalaksanaan Ultra Sound dan Contract Rileks Streching Pada Penderita Spondyloartrosis Cervical"

Posting Komentar